Jumat, 3 Oktober 2025

Nama Presiden dan Wapres Dicatut

Jaksa Agung Beberkan Peran Penting Riza Chalid dalam Skandal 'Papa Minta Saham'

Jaksa Agung HM Prasetyo menjelaskan alasan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid menjadi orang penting dimintai keterangannya dalam penyelidikan dugaa

Penulis: Valdy Arief
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Valdy Arief
Jaksa Agung HM Prasetyo 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung HM Prasetyo menjelaskan alasan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid menjadi orang penting dimintai keterangannya dalam penyelidikan dugaan permufakatan jahat.

Prasetyo menyebutkan, selain terlibat langsung dalam pertemuan itu, Riza Chalid merupakan orang yang lebih dominan dalam pembicaraan tersebut.

Dalam rekaman tersebut, Riza Chalid lebih banyak bicara dibandingkan dari President Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan Ketua DPR Setya Novanto.

"Dia yang mengatur strategi dan sebagainya," kata Jaksa Agung saat dikonfirmasi Rabu (16/12/2015).

Keterangan dari Riza Chalid, menurut Jaksa Agung, akan menguak bagaimana pertemuan yang diduga ada permufakatan jahatnya.

Riza Chalid telah diundang Kejaksaan Agung untuk memberikan keterangan.

Namun, pengusaha minyak yang kini diketahui telah berada di luar negeri, mangkir.

Sedangkan kediamannya pun kini tidak berpenghuni lagi.

"Nanti kami coba panggil dengan cara-cara lain," kata Prasetyo.

Tetapi Prasetyo tidak membeberkan cara lain yang dimaksudkannya.

Teman-Teman Riza di KMP

Soal Riza dan Koalisi Merah Putih terungkap dalam sidang Majelis Kehormatan Dewan (MKD). 

Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan bersaksi dalam sidang etik skandal 'Papa Minta Saham' Setya Novanto di MKD Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/12/2015).

Luhut mengenal sejak lama Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid dua orang yang diduga membahas kontrak dan saham PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan bos PT FI Maroef Sjamsoeddin atau dikenal kasus 'Papa Minta Saham'.

Di mata Luhut, Riza Chalid adalah pengusaha yang punya pengaruh dan banyak teman di Koalisi Merah Putih (KMP).

Luhut mengaku mengenal Novanto dan Riza Chalid sebelum menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Diketahui, Luhut pernah menjadi pengusaha dan politikus Partai Golkar sebelum bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK, Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Sejak beberapa tahun lalu, saya tidak ingat," kata Luhut saat ditanya anggota MKD dari Hanura, Sarifuddin Sudding, tentang awal perkenalan dengan Riza Chalid.

Luhut beberapa kali berkomunikasi dengan keduanya. Namun, lebih intensi setelah diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan.

Menurut Luhut, pertemanannya itu sebatas bidang pekerjaannya yang harus menjaga hubungan baik dengan oposisi, Koalisi Merah Putih (KMP).

Ia mengakui pernah berkomunikasi dengan Riza Chalid dan Novanto sebelum pertemuan Novanto, Riza Chalid dan Maroef pada 8 Juni 2015.

Namun, ia kembali lupa waktunya. Yang jelas, ia mengaku komunikasinya itu tidak terkait bisnis maupun perpanjangan kontrak karya dan saham PT Freeport Indonesia di Papua.

Menurutnya, pembahasannya sebagai Kepala Staf saat berkomunikasi dengan kedua orang itu tak lebih soal hubungan politik pemerintah dan KMP.

"Kalau mengacu pada rekaman 8 Juni, saya dengan Novanto, saya tidak pernah bahas masalah Freeport. (Dengan Riza Chalid) saya juga tidak bicara 'macam-macam'," kata dia.

Anggota MKD dari Demokrat, Darizal yang kebagian jatah bertanya juga mendalami soal hubungan Luhut dengan Novanto dan Riza Chalid.

Namun, Luhut kembali mengatakan, hubungan dan pertemanannya dengan Novanto sebatas hubungan kerja, yakni antara Kepala Staf Kepresidenan atau pun Menko Polhukam dan Ketua DPR.

Menurutnya, meski berlatarbelakang pengusaha dan politikus Golkar, Luhut meyakinkan dirinya tidak pernah ada pembahasan tentang bisnis dengan Novanto dan Riza Chalid.

"Sejak saya menjadi pejabat negara, urusan bisnis itu sudah selesai. Sebagai perwira, saya tidak ingin memberikan contoh ke bawahan bahwa apa yang bicarakan lain dengan yang saya lakukan," kata Luhut dengan lantang.

Lantas Luhut mengaku, mulai mengenal baik dan intens dengan Riza Chalid saat dirinya selaku bagian pemerintah melakukan komunikasi politik dengan KMP.

"Saudar Reza, teman di kalangan KMP. Tapi, itu bagian dari pekerjaan saya untuk memelihara hubungan komunikasi politik dengan teman-teman KMP," ujarnya.

Lantas, Darizal menanyakan sejauhmana Luhut mengenal karakter seorang Riza Chalid dan Setya Novanto.

"Dengan Saudara Reza, kesan saya beliau punya pengaruh dan punya teman banyak di KMP. Kalau dengan Saudara Novanto, bapak tidak perlu tanya saya, karena mungkin Yang Mulia lebih tahu karena setiap hari berkomunikasi dengan Ketua DPR," ujarnya.

Di ujung jatah bertanyanya, Darizal mengkonfirmasi benar tidaknya suara yang ada dalam rekaman yang telah diputar di sidang MKD sebelumnya adalah suara Novanto dan Riza Chalid.

"Jujur saya baru sekali mendengar rekaman itu, itu sepotong waktu saya lagi treadmiil. Saya bosan juga dengar rekaman itu karena panjang. Jadi, tanya saja ke yang bersangkutan (atau) lab forensik bisa mengecek itu," jawab Luhut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved