Ali Imron: Jihad Adalah Perang Bukan Membantai atau Membunuh
Ali Imron terpidana teroris yang dihukum seumur hidup, menentang teror berupa pengeboman yang diduga dilakukan jaringan The Islamic State of Iraq and
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ali Imron terpidana teroris yang dihukum seumur hidup, menentang teror berupa pengeboman yang diduga dilakukan jaringan The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Dia menilai upaya penegakan syariah agama islam melalui berjihad dapat dilakukan dengan cara perang.
Sebagai anggota Jemaah Islamiyah (JI), dia mengaku pernah bercita-cita mendirikan negara berdasarkan islam, tetapi dilakukan secara baik.
"Orang-orang Jemaah Islamiyah bercita-cita mendirikan negara berdasarkan islam, tetapi dengan cara-cara baik. Tidak baik jika melakukan cara-cara pengeboman. Jihad adalah perang bukan membunuh atau membantai," tutur Ali Imron ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/11).
Ali Imron, terpidana teroris yang dihukum seumur hidup mendatangi Mapolda Metro Jaya pada Rabu (25/11) pagi.
Dia hadir sebagai undangan dalam diskusi bertema 'Teroris'.
Berdasarkan pemantauan, acara berlangsung di Main Hall Mapolda Metro Jaya sekitar pukul 09.00 WIB.
Pada kesempatan itu, turut hadir Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian beserta tamu undangan lainnya.
Pengamanan ketat terlihat di tempat itu. Sekitar 10 aparat kepolisian memakai seragam lengkap, rompi anti peluru dan senjata laras panjang melakukan pengamanan di lantai dasar tempat itu.
Pengamanan dibantu internal Polda Metro Jaya.
Ali Imron datang ke tempat tersebut memakai baju koko berwarna putih.
Dia memakai peci bercorak warna biru.
Ada seorang aparat kepolisian yang mengikuti kemanapun pria itu melangkah.
Setelah acara berakhir, Ali Imron menjadi pusat perhatian, para tamu undangan bergantian ingin berkomunikasi dengan pria itu.
"Ustaz," ujar salah satu pria yang menghampiri Ali Imron.
Kemudian, mereka saling menempelkan kening masing-masing sebelum memulai komunikasi.
Kepada awak media, Ali Imron meminta supaya melaporkan kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian apabila ingin mewawancarai.
"Tolong izin bapak kapolda dulu baru bisa," tuturnya.
Awak media sempat melayangkan pernyataan mengenai keberadaan jaringan teroris the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Secara lantang dia menjawab "Harus saya hentikan" tegasnya.
Setelah mendapatkan izin dari Irjen Pol Tito Karnavian, awak media kembali menemui Ali Imron. Namun, seolah tidak mempercayai, dia menanyakan kepada aparat kepolisian yang mengawalnya "Katanya sudah izin beliau benar tidak?"