Pilkada Serentak
Perludem: Pesta Bakar Batu Sebelum Pilkada Harus Diawasi
Titi Anggraeni mengharapkan agar penyelenggara pemilu, khususnya panwaslu, dapat mengawasi tradisi Bakar Batu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni mengharapkan agar penyelenggara pemilu, khususnya panwaslu, dapat mengawasi tradisi Bakar Batu yang dilakukan oleh masyarakat di Papua sebelum tahap pemilihan pilkada diselenggarakan.
"Dari pengawasan yang kami lakukan dari pilkada 2013 hingga pilpres tahun lalu, kami temukan bahwa di dalam tradisi itu, sebagai ajang menyatukan suara," ujarnya di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Titi menilai dari tradisi Bakar Batu tersebut juga masyarakat kemudian mempersilakan ketua adat untuk mewakili mereka dalam pemilihan calon kepala daerah dan biasanya terjadi saat malam sebelum hari pemilihan.
Berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh Perludem, pihaknya melihat, setelah tradisi Bakar Batu tersebut, ketua adat akan mewakili ratusan masyarakat untuk memilih calon yang ada.
"Bahkan, dia akan menyoblos sebanyak masyarakat yang diwakili dan KPU nya diam saja. Ini tidak boleh terjadi," katanya.
Selain Bakar Batu, Titi juga mengatakan bahwa penyelenggara pemilu juga harus mewaspadai mobilisasi massa yang dilakukan oleh salah satu pasangan calon yang kalah dalam pilkada.
Bukan tidak mungkin, katanya, akan terjadi dampak yang sangat destruktif.
"Ada yang kalah terus mereka bawa parang, golok dan segala macam benda tajam. Kekhawatirannya, tidak hanya kerusakan fasilitas, tapi juga korban jiwa," katanya.