Jumat, 3 Oktober 2025

Arsip KAA dan Gerakan Non Blok Masuk Memory of The World UNESCO

UNESCO mengakui arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok sebagai Memory of The World (MoW).

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Ketua DPR Setya Novanto (ketiga kiri) berfoto bersama delegasi sejumlah negara usai membuka Konferensi Parlemen Asia Afrika di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015). Konferensi tersebut dihadiri perwakilan dari 36 negara yang diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan PBB urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) mengakui arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok sebagai Memory of The World (MoW).

Arsip KAA dan Gerakan Non Blok ini menjadi yang keempat memperoleh pengakuan MoW setelah dokumen Negara Kertagama (2008), La galigo (2011) dan Babad Diponegoro (2013).

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Mustari Irawan mengatakan, pengakuan ini sangat wajar.

"Kalau melihat dari kearsipan, KAA bisa dilihat dalam dua perspektif yakni masalah isi dan konten," kata Mustari di Jakarta, Jumat (29/10/2015).

Dilihat dari isi, konferensi yang diadakan tahun itu, Indonesia baru berusia 10 tahun merdeka dan melibatkan 29 negara, dengan 200 anggota delegasi.

"Jelas peristiwa itu sangat bersejarah dan hanya satu kali diadakan. Dalam pertemuan itu menghasilkan apa yang nantinya muncul Dasa Sila Bandung yang berkaitan kesejahteraan dan hak asasi manusia bangsa Asia-Afrika," kata Mustari.

Dilihat dari sisi konten, KAA menunjukkan peran Indonesia sebagai salah satu pelopor bangkitnya perjuangan negara Asia Afrika.

Juga memberikan gambaran waktu, tempat, kejadian dan iklim politik dunia yang dikuasai oleh dua blok, yakni barat dan timur.

"Ini bernilai tinggi. Jadi semacam pencerahan harus dihidupkan terus sehingga masyarakat tahu bahwa kita negara besar, apalagi KAA menginspirasi negara lain berjuang untuk merdeka," katanya.

Mustari mengatakan, perlu waktu mengumpulkan arsip-arsip ini. Bahkan, tim harus terbang ke Myanmar, Pakistan, Sri Langka, dan India mengumpulkan arsip yang tersimpan dan menjadi keempatnya sebagai sponsor.

"Tapi yang terpenting adalah bagaimana memberikan keyakinan bahwa ini KAA yang berlangsung di Bandung 18 - 24 April 1955 merupakan peristiwa penting dan layak jadi warisan dunia," katanya.

Arsip-arsip KAA yang diajukan ANRI adalah berupa foto-foto, dokumen dan lain sebagainya terkait kegiatan di KAA mulai pembukaan hingga menghasilkan Dasa Sila Bandung.

"Dalam sidang UNESCO di Abu Dhabi 6 Oktober 2015 lalu, arsip KAA resmi ditetapkan menjadi warisan dunia," kata Mustari.

ANRI menyimpan arsip KAA dalam berbagai bentuk yakni foto 565 lembar, arsip film 7 reel dan arsip tekstual kurang lebih 37 berkas atau 1.778 lembar.

Anggota Komite Pengajuan Memory of the World (MoW), Wardiman Djojonegoro mengatakan, terpilihnya arsip KAA dalam WoW akan jadi pengingat apakah Dasa Sila Bandung sebagai hasil KAA sudah terlaksana.

Selain itu untuk mempertegas hubungan kerja sama ekonomi dan ilmu pengetahuan antar negara-negara di Asia dan Afrika.

Wardiman mengatakan, saat proses pengajuan MoW ini bukan perkara mudah. UNESCO harus diyakinkan bahwa Indonesia menyimpan secara baik arsip-arsip itu.

"Untungnya arsip di ANRI tertata rapi, baik dokumen tulisan maupun filmnya. Saat anggota tim datang ke India, Pakistan, Myanmar dan Sri Langka, mereka juga support," katanya.

Bahkan, negara-negara itu kagum pada Indonesia, karena baru saja pecah Perang Dunia II, sudah berhasil mengadakan KTT yang mampu menginspirasi negara lainnya untuk merdeka.

Untuk menjadi penguat, tim juga mencari berbagai kajian KAA dan baru diketahui kajian tentang KAA ada pada tahun 2005, atau setelah 60 tahun KAA.

UNESCO membentuk program Memory of the World tahun 1992. Tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat dunia pentingnya eksistensi, makna warisan budaya yang terdokumentasi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved