Minggu, 5 Oktober 2025

Ibadah Haji 2015

Cerita yang Sempat 'Hilang' Belasan Jam

Minggu 27/9 ini adalah hari ke 12 sejak kami meninggalkan Jakarta terhitung dari saat memulai perjalanan ke Tanah Suci untuk menjalani ibadah haji

Penulis: Toni Bramantoro
ist
Dari kiri ke kanan: Dasri, Abdullah, Abdul Aziz dan Heru Pujihartono 

TRIBUNNEWS, COM. MEKAH - Minggu (27/9) ini adalah hari ke-12 sejak kami meninggalkan Jakarta, terhitung dari saat memulai perjalanan ke Tanah Suci untuk menjalani ibadah haji 1436 Hijriyah atau 2015 ini.

Dalam perhitungan kalender Islam, ini merupakan hari ke-14 Dzulhijah.                                         

"Kami masih tinggal di apartemen di kawasan Ba'tha Quraisy, yang letaknya sekitar tujuh km dari Masjidil Haram. Semula kami akan pindah ke Hotel Movenvick di kompleks Zamzam Tower, kawasan Masjidil Haram, selepas makan siang di apartemen. Namun, kepindahan tersebut diundur ke setelah Maghrib dengan mempertimbangkan kondisi yang sudah tidak macet. Rombongan jemaah haji yang dikoordinasikan oleh biro perjalanan Hiratour terdiri dari beberapa kelompok terbang (kloter). Saya termasuk dalam kloter terakhir, yang bertolak dari Jakarta pada 16 September," ungkap salah satu jemaah Haji Indonesia, Heru Pujihartono saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (27/9/2015.

Ada beberapa kloter yang sudah berangkat lebih dulu. Para jemaah haji dari kloter-kloter awal inilah yang akan kembali ke tanah air lebih dulu, termasuk yang pulang pada Selasa (29/9) lusa.                                                    

Rombongan jemaah haji dalam kloter terakhir diakui oleh Heru Pujihartono termasuk yang paling beruntung, karena lebih lama tinggal di Mekah.

Heru dan puluhan jemaah haji kloter terakhir lainnya masih akan tinggal di Mekah hingga 3 Oktober atau 20 Dzulhijah. Setelah itu, ke Madinah, hingga 8 Oktober.                                              

Dari interaksi tersebut, yang kesemuanya diatur oleh biro perjalanan, ada perbedaan durasi tinggal diantara kloter tersebut.

"Ada rombongan jemaah haji yang lebih lama tinggal di apartemen di Batha Quraisy ini, ketimbang di Mekah atau Madinah. Ini termasuk rombongan Dasri, yang berangkat dari Makassar pada 7 September," ujarnya.

Dasri dijelaskan Heru adalah pemilik beberapa kapal nelayan pengangkut logistik di Kajuara, kabupaten Bone, Sulsel bersama puluhan jemaah lainnya, akan meninggalkan Mekah 30 September.

Di sisa waktu yang tersisa di Batha Quraisy ini, Dasri dan beberapa jemaah lainnya harus menjalani tawaf ifadah dan tawaf wada. Yang terakhir adalah tawaf perpisahan pada Baitullah.      

"Mudah-mudahan dua tawaf ini tidak dilaksanakan sekaligus, tetapi pada kesempatan berbeda," ujar Heru menirukan ucapan Dasri.                    

Dasri bersama seorang pamannya, Farid (65), Abdullah (68) dan Abdul Azis (70) tinggal dalam satu kamar di apartemen yang kami tempati di Batha Quraisy ini. Mereka sama-sama berasal dari Bone, walau berbeda kecamatan.

Yang tertua, Abdul Azis, adalah jemaah Hiratour yang sempat 'hilang' selama belasan jam saat terjadinya musibah pada Kamis lalu setelah pelontaran jumrah Aqobah di Mina.                                                       

Bagaimana ayah dari delapan anak atau kakek dari 11 cucu tersebut bisa terpisah dari rombongannya setelah melontar jumrah pada Kamis pagi itu?

Waktu itu Abdul Azisi yang pensiunan guru SMP di Bone itu dijelaskan Heru mau tahalul, terus mencari-cari tukang potong rambut di bawah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved