Jumat, 3 Oktober 2025

Ibadah Haji 2015

Jemaah Risiko Tinggi Perlu Perhatian Serius Jelang Puncak Haji

Abdullah Fikri Faqih mengingatkan jemaah haji yang tergolong risiko tinggi perlu mendapat perhatian serius menjelang prosesi puncak haji

Editor: Dewi Agustina
Wukuf di Arafah 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Abdullah Fikri Faqih mengingatkan jemaah haji yang tergolong risiko tinggi (Risti) perlu mendapat perhatian serius menjelang prosesi puncak haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina).

"Sebanyak 64,5 persen jemaah Indonesia adalah Risti, sedangkan prosesi di Armina adalah yang terberat di antara rangkaian haji," kata Fikri dalam keterangannya, Rabu (23/9/2015).

Dari tahun ke tahun, jemaah haji Indonesia memang masih didominasi kelompok Risti. Pihak penyelenggara haji Indonesia telah membagi kelompok Risiko Tinggi menjadi tiga, yakni (1) usia di atas 60 tahun dengan riwayat penyakit berat; (2) usia di bawah 60 tahun tetapi sudah memiliki riwayat penyakit serius; dan (3) kelompok usia di atas 60 tahun tanpa keluhan penyakit atau ringan.

"Ketiganya rentan berisiko mengalami sakit karena prosesi puncak haji memang sangat berat," imbuh Politisi PKS itu.

Pada sesi Armina, jemaah haji Indonesia direncanakan akan tiba di Arafah sehari sebelum prosesi wukuf, yakni pada 8 Dzulhijah. Hari ini, gelombang jutaan manusia yang menunaikan haji dari seluruh dunia akan wukuf bersamaan di padang Arafah.

"Sekitar 1,5 juta manusia melaksanakan wukuf mulai dari Zuhur hingga petang," imbuh Fikri.

Setelah wukuf, jemaah akan bermalam di Muzdalifah, dan dilanjutkan dengan melontar Jumroh di Mina pada esok harinya atau bertepatan dengan 10 Dzulhijah.

"Tiga tahapan prosesi tersebut menjadi puncak dari ibadah haji, yang membutuhkan stamina tubuh dan fisik yang luar biasa," urainya.

Selama dua hari satu malam fisik jemaah akan terkuras, karena proses haji di Armina berlangsung secara maraton dengan istirahat yang minim.

Karena itu, Fikri meminta Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) sigap melayani dan terus mendampingi jemaah selama prosesi puncak haji di Armina.

Berdasarkan pantauan tim pengawas haji DPR, terdapat total 3.437 petugas haji, dengan petugas non-kloter hanya sebanyak 1.447 orang.

"Jumlah petugas ini harus melayani sekitar 170 ribu jemaah Indonesia, dengan 64,5 persennya risti," imbuhnya.

Selain pengawasan intensif, Fikri juga menilai perlunya perbaikan sistem dalam pemberian obat-obatan bagi para jamaah yang sakit.

"Ada pengaduan dari petugas kesehatan haji, sulit mengakses obat-obatan tertentu yang langka karena belum masuk sistemnya," ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved