Minggu, 5 Oktober 2025

Muktamar NU

Kami Hanya "Ngalap Barokahe" Kiai

"Kepatuhan kepada Kiai adalah hal utama menjadi anggota NU,"

Penulis: Husein Sanusi
TRIBUN/AHMAD ZAIMUL HAQ
KH Makruf Amin (kiri) memimpin sembilan Kiai yang masuk ahlul halli wal aqdi (Ahwa) usai panitia Muktamar melakukan tabulasi hasil nama-nama Kiai Ahwa yang dikirimkan oleh Rais Syuriah PWNU dan PCNU se-Indonesia dalam sidang Pleno IV Muktamar NU ke-33, Rabu (5/8/2015) siang. Sembilan Kiai Ahwa nanti yang menentukan Rais Aam PBNU periode 2015-2020. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Perlu dipertanyakan motif apa yang diperjuangkan sebagian Kyai yang menginginkan perpecahan dalam tubuh NU itu? Jika mereka memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyyin bukankah kepentingan warga Nahdliyyin hanya ingin "Ngalap Barokah" dari para Kiai itu?

Inilah tantangan Kiai Said ke depannya. Mengembalikan Marwah Kiai agar kembali bersatu jadi tugas utama yang berat baginya. Di samping itu, Kyai Said harus benar-benar merealisasikan janjinya tidak akan membawa NU ke panggung Politik. Sebab panggung politiklah yang sejatinya membawa NU ke banyak kepentingan hanya segelintir pribadi dan bukan kepentingan ummatnya.

"Saya tidak memiliki agenda politik. Agenda saya hanya agenda NU. Kami akan membawa NU menjadi Jam'iyyah yang lebih moderat dan toleran dan bermanfaat bagi warga NU, bangsa dan bahkan dunia," kata Kyai Said saat berpidato usai terpilih.

Para Kiai NU juga seharusnya sadar bahwa basis warga Nahdliyyin adalah masyarakat kecil yang hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendidikan rendah. Jika perjuangan mereka hanya didasarkan atas kepentingan warga Nahdliyyin disitulah sebenarnya arti sesungguhnya keberkahan Kiai itu untuk ummatnya. Wallahu Muwaffiq ila Aqwamitthoriq. (husein sanusi)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved