Sabtu, 4 Oktober 2025

Kaleidoskop 2014

Agustus 2014: ISIS Sediakan Istri untuk Para Bujangan Hingga Kisah Tukang Kebun Presiden Soekarno

Tidak sedikit warga negara Indonesia yang berbaiat kepada organisasi pimpinan Abu Bakr Al Baghdadi tersebut

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sebuah video anggota ISIS (Islamic State of Iraq and Syam) di Youtube yang melontarkan ancaman dan provokasi terhadap TNI, Polri dan Banser NU diputar di Jakarta, Jumat (26/12/2014). Video berdurasi 4 menit 1 detik yang diunggah di Youtube tersebut menampilkan seorang pria mengenakan pakaian serba hitam dan penutup kepala (kupluk) yang dilipat ke atas, berkumis, berjanggut sambil sesekali mengarahkan telunjuknya ke arah kamera mengancam Panglima TNI, Polri, dan Banser NU yang menginginkan untuk membantu pasukan koalisi dalam memerangi ISIS. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA 

Selain berita soal ISIS di bulan yang sama kisah Arsilan, mantan tukang kebun era Presiden Soekarno membetot para pembaca. Arsilan mengaku ingatannya masih kuat. Ia bahkan masih bisa menyanyikan lagu berbahasa Jepang berjudul "Miyoto" sembari jalan ditempat, yang ia pelajari dari tentara Jepang saat ia bergabung di satuan Heiho pada tahun 1943 lalu. Namun ia bersikeras umurnya 92 tahun, walau pun ia mengakui ia kelahiran tahun 1925.

Arsilan tinggal di sebuah bangunan kayu yang berdiri di atas trotoar jalan Bonang. Kediamannya itu berada di sisi luar tembok sebelah Timur Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Di sisi jalan tersebut selain kediamannya, juga terdapat belasan bangunan kayu lain yang dipergunakan para pedagang makanan.

Gubuk Arsilan berukuran sekitar 4 X 3,5 meter yang ia akui ia bangun sendiri. Gubuknya agak tersamar karena berada di bagian belakang kios rokok, yang terlihat dari sisi jalan hanyalah pintu masuknya saja. Sementara di dalam gubuk tersebut terdapat beberapa buah kasur bekas yang ditumpuk sembarangan, berikut sejumlah bantal yang sudah usang. Kamar tersebut lembab, penuh debu dan minim penerangan, dan baunya pun khas.
Beberapa kali kediamannya itu digusur oleh pemerintah daerah. Kata dia terakhir kali bangunan itu digusur adalah karena ada pejabat yang hendak melakukan inspeksi, setelahnya ia pun kembali mendirikan kembali kediamannya itu.

Namun siapa yang sangka, ia sudah tinggal di wilayah itu sejak tahun 1945 lalu. Bahkan saat Presiden Sukarno membacakan naskah proklamasi yang menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia, Arsilan ikut menghadiri.
Ditemui di kediamannya, Arsilan mengaku keluarganya memang bekerja sebagai pegawai di kediaman sang Proklamator yang akrab dipanggil Bung Karno itu di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat. Pada tahun 1945 ia bekerja sebagai tukang kebun, yang tugasnya mengurusi rerumputan di pekarangan depan dan belakang rumah Bung Karno yang luas tersebut.

Ia masih ingat betul, pada 17 Agustus 69 tahun lalu jatuh pada hari Jumat. Pada pagi hari saat ia hendak bekerja membersihkan rumput, ia dapati kediaman Bung Karno banyak didatangi tokoh-tokoh perjuangan, termasuk sejumlah pemimpin laskar. Keramaian tersebut kata dia memicu warga sekitar kediaman Bung Karno untuk ikut berkumpul di depan kediaman proklamator kemerdekaan RI tersebut.

Kata dia bung Karno menjelang pukul 10.00 WIB keluar dari kediamannya menuju bagian depan rumah, di mana sejumlah tokoh kemerdekaan sudah menunggu. Di antara orang-orang yang datang kata dia ada sebagiannya adalah tentara asing, dan tentara Jepang yang tengah mengalami kekalahan hebat.

Bapak empat anak itu mengatakan bahwa acara tersebut dimulai dengan pengerekan Sang Saka Merah Putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut ia ingat adalah bendera yang dijahit oleh istri Bung Karno, Fatmawati di teras rumah tersebut. Sementara tiang yang digunakan adalah bambu yang sehari sebelumnya di beli oleh salah seorang pegawai rumah di kawasan Manggarai.

Setelah pengibaran bendera, Bung Karno pun membacakan naskah proklamasi, menegaskan bahwa Indonesia telah merdeka sebagai sebuah negara. Namun saat pembacaan berlangsung, warga umumnya tidak berani meluapkan kegembiraannya, melainkan hanya diam mendengarkan secara seksama. Di ujung pembacaan teks Proklamasi, seluruh yang hadir pun serentak berteriak "Merdeka".

SIMAK BERITA LAINNYA DISINI:

  1. Hakim MK Menangis Baca Gugatan 'Suntik Mati' Ryan 
  2. Adnan Buyung Anggap Metro TV Dipakai Ikut Mengancam 
  3. Sekjen PKS Jadi Bahan Olokan gara-gara Sebut Roro Jonggrang 
  4. Canda Sindiran Jokowi: Saya Kalah Balap Karung, Tapi Panitianya Nggak Saya Tuntut 
  5. Prabowo Isyaratkan Gugatan Pilpres Tak Berhenti di MK Saja 
  6. Jokowi Tiba-tiba Tiduran di Lapangan Bola Waduk Pluit 
  7. Info Rumah Novela Dihancurkan, Kapolri Minta MK Hadirkan Kapolres di Papua 
  8. ISIS Deklarasi hingga Sebar Lowongan Budak Seks di UIN
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved