Jumat, 3 Oktober 2025

Menteri Yohana: Jokowi Ingin Hari Ibu Diperingati di Pinggiran Kota

Dengan digelarnya puncak peringatan Hari Ibu di pinggiran kota, kampung atau desa, ibu-ibu yang ada di daerah bisa mengikuti.

Editor: Rendy Sadikin
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohanan Yambise di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puncak Peringatan Hari Ibu ke-86 tahun 2014 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Senin (22/12/2014), tak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti dikisahkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, Jokowi meminta agar peringatan Hari Ibu digelar di kampung atau desa. Bukan di pusat kota.

"Bapak Presiden minta kalau bisa dilaksanakan di pinggiran-pinggiran kota. Jangan yang bersifat seremonial, melalui upacara-upacara resmi. Kalau bisa dilaksanakan di pinggiran-pinggiran," ungkap Yohana di GOR Ciracas, Jakarta.

Tak lain, kata Yohana, dengan digelarnya puncak peringatan Hari Ibu di pinggiran kota, kampung atau desa, ibu-ibu yang ada di daerah bisa mengikuti. Dan terpenting acara tersebut bukan sekedar Seremonial belaka.

"Sehingga seperti bisa dilihat sekarang ini ibu-ibu sangat bahagia sekali bisa lebih dekat dengan Presiden dan berdialog langsung mengenai masalah-masalah yang mereka hadapi sehari-hari sebagai seorang ibu," kata Yohanan di sela mendampingi Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi bertemu masyarakat yang tengah mendapatkan pelayanan kesehatan di lantai dasar GOR Ciracas.

Dalam sambutannya, Jokowi juga menyampaikan alasan atau dasar meminta Menteri Yohana menggelar puncak Hari Ibu di pinggiran kota.

"Saya titip kepada bu Menteri, agar peringatan Hari Ibu dilakukan di desa atau di Kampung yang melibatkan sebanyak-banyaknya kaum perempuan dan ibu dari masyarakat biasa," ujar Jokowi.

Kenapa demikian? Kata Jokowi, karena di kampung atau desa itulah problem atau masalah-masalah perempuan banyak terjadi.

Menyerap aspirasi dan mendengarkan permasalahan yang dihadapi para ibu dan kaum hawa, kata Jokowi, yang ingin dicapai melalui peringatan Hari Ibu. Sehingga program pembangunan pemerintah bisa benar-benar tepat sasaran dan dirasakan oleh masyarakat luas.

Dan itu terlihat saat Jokowi mendaulat tiga ibu untuk maju ke panggung berbincang-bincang dengannya seputar masalah yang dihadapi para ibu. Mereka adalah Siti Hamidah, Tri Mulyani, dan Sularsih warga kelurahan Ciracas.

Dalam dialog, Jokowi mendengarkan sejumlah problem yang dihadapi para ibu mendidik dan membesarkan anak-anaknya di tengah masa sekarang ini.

Kearifan seorang ibu pun terlihat saat Siti Hamidah mengutarakan tipsnya menjadi seorang istri dan ibu. Yakni, menanam cabai di polibeks.

Sehingga kala harga cabai meroket, kebutuhan rumah tangga akan cabai sudah bisa dipenuhi sendiri tanpa harus mengeluarkan kocek yang tinggi untuk hal itu.

"Kenapa saya ingin peringatan Hari Ibu itu dilakukan di kampung dan desa. Saya kira kita bisa melihat fakta dan realitas di lapangan bagaimana sebetulnya keadaan ibu-ibu kita dan perempuan-perempuan kita di kampung," ujar Jokowi.

"Potret-potret seperti itu harus dibuka apa adanya. Agar arah pembangunan itu jelas siapa yang harus kita berikan perhatian. Di daerah mana kita perlu beri perhatian," tegas Jokowi disambut tepuk tangan para ibu yang memenuhi GOR Ciracas.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved