Surahman Sesalkan Kemauan Anies Rubah Budaya Do'a di Sekolah Negeri
Anies Baswedan harus berhati-hati membuat kebijakan, apalagi berkaitan dengan sesuatu budaya yang baik dan sudah berjalan sejak lama di sekolah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Anies Baswedan mengevaluasi tata cara do'a pembuka dan penutup dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah negeri, mendapatkan tanggapan dari politisi senior dari Fraksi PKS yang juga anggota Komisi X DPR RI, Surahman Hidayat di Jakarta, (9/12).
Menurut Surahman, Anies Baswedan harus berhati-hati membuat kebijakan, apalagi berkaitan dengan sesuatu budaya yang baik dan sudah berjalan sejak lama di sekolah.
"Tidak ada sifat ajakan ke Islam; makna do'a untuk kebaikan kemanusiaan yang bermartabat, ingat sebelum dan sesudah jadi menteri dia seorang muslim yg humanis.." Jelasnya.
Selama ini di sekolah negeri, sudah terbiasa membuka dan menutup proses belajar dan mengajar dengan do'a.
"Kalau ada agama yang berbeda dengan guru yang memimpin, silahkan berdo'a dengan agama dan keyakinannya, tidak ada unsur paksaan," ungkap Surahman yang juga Ketua MKD DPR RI.
Kebiasaan seperti itu lanjut Surahman sudah menjadi keumuman, tidak hanya di sekolah-sekolah negeri, di semua instansi pemerintah juga menjadi hal yang biasa.
"Anies Baswedan lebih baik berfokus, mengevaluasi kebijakan yang lebih strategis, seperti Kurikulum, masalah peningkatan kualitas guru, sarana prasarana pendidikan," tutup Surahman.