Jumat, 3 Oktober 2025

Jokowi-JK Puji Pidato SBY

Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Editor: Sugiyarto
net
Presiden SBY Pidato Kenegaraan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bahkan, Jusuf Kalla tak sungkan memuji pidato SBY.

"Sangat bagus. Secara umum pidato Pak SBY oke," kata Jusuf Kalla usai mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (15/8).

Menurutnya, prestasi SBY yang telah ditorehkan selama sepuluh tahun akan ditindaklanjuti. Hal- hal teknis pun perlu dilakukan penerapan khusus.  "Teknis tentu banyak yang akan dilaksanakan ke depan," ujarnya.

Hal senada dikatakan Joko Widodo. Ia menjelaskan, SBY bukan hanya menyampaikan capaian kinerja pemerintahan. SBY juga membeberkan persoalan yang akan dihadapi pemerintahan di masa mendatang.

"Poin penting waktu beliau siap membantu presiden terpilih," ucap Jokowi seraya menilai, pidato SBY memberi harapan bagi pemerintahan baru. Sebabnya, pemerintahan SBY-Boediono terus berupaya menuntaskan persoalan yang ada.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan juga salut dengan pidato SBY. Bahkan, Dahlan mengaku terharu saat mendengarkan pidato SBY. SBY menguraikan masalah dan prestasi secara luar biasa.

"Saya tadi terus terang lebih banyak terharu pidato Presiden. Pidato yang bagus dengan beberan prestasi yang luar biasa, ditutup dengan rendah hati. Saya tadi berlinang airmata," kata Dahlan.

Indonesia menorehkan pertumbuhan ekonomi mempuni pada periode 2009-2013. Torehan saat itu mengandaskan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan bahkan Jepang.

Hal ini dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memaparkan sejumlah indikasi kemajuan pembangunan ekonomi selama era pemerintahan SBY-Boediono. Paparan SBY itu tertuang dalam Pidato Kenegaraan Presiden di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (15/8).

Menurutnya, Indonesia mampu menjaga stabilitas dan kondisi makro ekonomi kendati kerap diterpa berbagai cobaan. "Rata rata 5,9 persen," kata SBY.

Ia menjelaskan, penanda kemajuan pembangunan ekonomi juga terlihat dari posisi utang Indonesia yang kini lebih aman. Rasio utang terhadap PDB menjadi 23 persen.

"Padahal, pada krisis moneter tahun 1998 rasio utang kita terhadap PDB 85 persen. Sehingga sekarang kita telah melunasi hutang kepada IMF empat tahun lebih awal dari jadwal yang ditetapkan," ucapnya.

Prestasi lain, kata SBY adalah anggaran pembangunan yang mencapai Rp 1.842,5 triliun. Angka tersebut tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Tidah hanya itu, SBY menyatakan, cadangan devisa mencapai 110,5 miliar dollar AS. Volume pedagangan dalam 10 tahun terakhir pun mencapai 400 miliar dollar AS. "Walau belakangan ini mengalami penurunan nilai ekspor," ungkapnya.

Ia menambahkan, nilai investasi di dalam dan di luar negeri 10 tahun terakhir mencapai Rp 2.296,6 triliun. Adapun pendapatan per kapita rakyat meningkat hampir 3,5 kali lipat dari Rp 10,5 juta tahun 2004 menjadi Rp 36,6 juta tahun 2013.

Catatan SBY dalam sepuluh tahun terakhir, pembangunan Indonesia juga mengalami kemajuan yang menggembirakan. Total belanja negara mengalami kenaikan hingga berlipat-lipat dibanding awal SBY menjadi presiden.

"Pada tahun 2004, total belanja negara adalah sebesar Rp 427,2 triliun. Pada tahun 2014 ini, angka tersebut mencapai Rp 1.876,9 triliun. Berarti, dalam sepuluh tahun belanja negara meningkat sekitar empat kali lipat," paparnya.

SBY menjelaskan, anggaran juga meningkat sekitar delapan kali lipat, dari Rp 8,1 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 67,9 triliun pada tahun 2014.

Sementara anggaran pendidikan meningkat enam kali lipat dari Rp 62,7 triliun menjadi Rp 375,4 triliun, anggaran untuk infrastruktur meningkat hampir sebelas kali lipat dari Rp 18,7 triliun menjadi Rp 206,6 triliun, dan anggaran untuk ketahanan pangan meningkat hampir tujuh kali lipat dari Rp 10,7 triliun.

"Peningkatan belanja tersebut dilakukan seraya tetap menjaga defisit anggaran dalam angka yang selalu lebih rendah dari batas defisit yang ditetapkan dalam perundang-undangan, yaitu sebesar 3 persen dari PDB," ujarnya.

"Prinsip kehati-hatian fiskal dan pengamanan risiko fiskal juga kita terapkan dalam pengelolaan utang kita."

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan, pidato kenegaraan SBY lebih menekankan pentingnya pembangunan dan laju pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Apalagi, tantangan ekonomi nasional di masa mendatang ditengarai bakal berat. Sebabnya, situasi geopolitik dunia tengah gonjang-ganjing.

"Tantangan sangat berat. Tidak mudah untuk pemerintah ke depan untuk bisa mempercepat kembali proses pertumbuhan ekonomi kita," kata Chairul Tanjung seraya mengatakan, langkah terpenting Indonesia adalah menjaga pertumbuhan ekonomi.

Pada semester pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bertengger pada posisi 5,2 persen.

"Dengan langkah-langkah tertentu bisa lebih memperdalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga, kesejahteraan merata di seluruh rakyat Indonesia," katanya. (tribunnews/faj/fer/kps)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved