Jumat, 3 Oktober 2025

Rendahnya Frekuensi Pagelaran Bikin Wayang Susah Rebut Hati Anak Muda

Apa yang salah pada wayang hingga mulai luntur dan enggan digemari?

eko sutriyanto/tribunnews.com
Rangkaian tokoh wayang yang dibuat dari bambu dipamerkan dalam pagelaran Wayang Masuk Mall – Negeri Wayang Indonesia diadakan di Lantai 5, West Mall Grand Indonesia, 27 Februari hingga 01 Maret 2014. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu hal yang menjadi penyebab lunturnya budaya wayang di Indonesia adalah rendahnya frekuensi pergelaran wayang.

"Wayang kurang berdaya dalam merebut ruang dan perhatian anak-anak muda Indonesia," kata Onang Sunaryono, Wakil Ketua Umum Pepadi di sela kegiatan 'Wayang Masuk Mall' kerjasama BCA-Kompas TV di Grand Indonesia lantai 5 Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Sekarang sudah jarang kita melihat pagelaran Wayang ditonton oleh anak muda. Perlu inisiatif hingga ide-ide segar sehingga perhelatan wayang mampu menarik generasi muda.

"Kami mendukung kegiatan yang berupaya untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda mengenai budaya Wayang di Indonesia”, Onang.

Samodra Sriwidjaja, President of UNIMA Indonesia menyatakan perlunya peningkatan apresiasi masyarakat dari berbagai generasi demi kelangsungan dan keterpeliharaan kehidupan Wayang itu sendiri.

Untuk makin mendekatkan wayang kepada generasi muda, BCA akan melanjutkan komitmennya menyelenggarakan roadshow Wayang masuk Mall di Solo/Semarang di bulan Agustus 2014 Wayang for Student di Ubud, Bali pada April mendatang, kemudian Wayang masuk Kampus pada Oktober 2014.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved