Kejagung Periksa Dirut PLN Minta Penjelasan Rapat Sembilan Orang Direksi
pemeriksaan Nur Pamudji untuk memperoleh keterangan terkait dengan pelaksanaan rapat sembilan orang direksi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung sudah melakukan pemeriksaan terhadap Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pelaksanaan pekerjaan Life Time Extention (LTE) Gas Turbine (GT) 2.1 dan 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 2 Belawan Tahun 2012.
"Tim penyidik telah mengagendakan pemeriksaan terhadap saksi Nur Pamudji selaku Direktur Utama PT PLN, sekitar pukul 09.30 WIB saksi hadir memenuhi panggilan tim penyidik," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi di Kejaksaaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2014).
Dikatakannya, pemeriksaan Nur Pamudji untuk memperoleh keterangan terkait dengan pelaksanaan rapat sembilan orang direksi hingga kemudian melakukan perubahan pengadaan flame turbine dari penunjukan langsung ke pemilihan langsung, persetujuan penetapan pemenang lelang, perubahan kebijakan penggunaan spare part dari Original Equipment Manufacture (OEM) menjadi Non Original Equipment Manufacture (OEM) dan mengapa pekerjaan telah dinyatakan 100 persen.
"Padahal kenyataannya diduga hingga saat ini masih ada beberapa item sparepart baik GT 21 dan GT 22 masih belum ada atau terpasang," katanya.
Dalam perkara tersebut Kejagung sudah menetapkan lima tersangka diantaranya mantan General Manajer PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Albert Pangaribuan, Manajer Bidang Perencanaan PLN Edward Silitonga, Ketua Panitia Pemeriksa Mutu Barang PLN Ferdinand Ritonga, Manajer Produksi PLN Fahmi Rizal Lubis, dan Ketua Panitia Lelang PLN Robert Manyuazar.
Dalam proyek tersebut diduga ada penggelembungan harga dalam pengadaan flame turbin di PLN Belawan tahun anggaran 2007, 2008, dan 2009. PT Siemens Indonesia yang memiliki reputasi internasional terkait Original of Manufacture (OEM) kalah dengan MAPNA dari Iran yang kapasitasnya bukan non OEM.
Panitia pengadaan barang dan jasa memenangkan penawar tertinggi dari MAPNA. Harga spare part non OEM memang lebih murah 40 persen dibandingkan OEM, namun kenyataannya flame turbin tersebut tidak dapat dioperasikan karena rusak.