Kepala SKK Migas Ditangkap
Sutan Bathoegana Persilakan KPK Panggil Seluruh Anggota Komisi VII DPR
Sutan Bathoegana mempersilakan kepada KPK bila ingin memanggil seluruh anggota Komisi VII
Laporan: Tia Aprilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Politisi Partai Demokrat Sutan Bathoegana mempersilakan kepada KPK bila ingin memanggil seluruh anggota Komisi VII untuk terkait terungkapnya ada pemberian THR kepada para anggota Komisi DPR yang membidangi masalah energi ini.
"Kalau KPK ingin memanggil seluruh anggota Komisi VII ya silahkan saja, " kata Sutan Bhatoegana, anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi partai demokrat.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, mengatakan anggota Komisi VII DPR RI yang namanya disebut menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dalam kasus SKK Migas akan sering bolak-balik ke KPK.
"Apa boleh buat karena itu konsekuensi menerima hadiah," ujar Samad kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/11/2013).
Samad menerangkan pihaknya masih terus melakukan pendalaman untuk mensinergikan keterangan yang telah diperoleh.
"Yang jelas anggota Kom VII disinyalir mendapatkan THR akan diminta keterangannya oleh KPK. Agar mereka bisa buktikan apakah benar mereka terima atau engak. Kalau ternyata dalam perjalannya mereka terima, maka yang bersangkutan harus bertanggung jawab secara hukum," tegas Samad.
Mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini di persidangan mengakui pernah menyetor uang sebanyak 200 ribu dolar AS ke Komisi VII DPR. Uang itu diberi Rudi melalui pelatih golfnya Deviardi untuk Tunjangan Hari Raya para anggota Komisi VII.
"Saya sampaikan 200 ribu dolar AS ke komisi VII," kata Rudi bersaksi untuk komisaris Kernel Oil Indonesia Simon Tanjaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Rudi mengungkapkan sering diminta untuk memberi uang THR oleh Komisi VII. "Waktu itu saya serahkan ke Tri Yulianto," tegas dia.
Awalnya, Rudi sempat mengeluh adanya permintaan uang THR oleh Komisi VII. Namun, setelah bercerita, Deviardi kata Rudi memastikan akan membantunya.
"Deviardi menawarkan, 'nanti saya cari' (uangnya)," kata Rudi.
Saat dikonfrontasi, Deviardi justru membantah pernah menawarkan uang atau bantuan ke Rudi. Sebaliknya, kata Deviardi, Rudi-lah yang menyuruh dirinya mengambil uang di seorang kenalan Rudi di Singapura.