Kepala SKK Migas Ditangkap
Politisi Gerindra Berharap KPK Berani Panggil Ibas
Kasus tertangkapnya Rudi Rubiandini dianggap membuka kotak pandora mafia migas yang selama ini telah banyak merugikan negara.
Deviardi pun membenarkan BAP yang dibacakan hakim. Dia mengatakan, hal itu diceritakan Widodo ketika bertemu di Singapura. Widodo dikenal sebagai bos PT Kernel Oil di Singapura. Kemudian, Deviardi mengaku menelepon Rudi dan menyampaikan informasi dari Widodo tersebut.
"Oh, iya itu pas ketemuan di Singapura. Widodo menyampaikan ke saya seperti itu. Setelah itu saya lapor ke Rudi," terang Deviardi.
"Tanggapan Rudi bagaimana?" tanya hakim Joko.
"Ya, gitu saja. Saya sekadar melapor gitu via telepon," jawab Rudi.
Deviardi mengaku tak tahu tujuh perusahaan yang dimaksud Widodo. Dia juga membenarkan bahwa Widodo menceritakan perusahaannya sering "main" di SKK Migas dan BP Migas sejak dijabat Kardaya dan Priyono seperti terungkap dalam BAP yang dibacakan Joko.
"Widodo juda sampaikan suka main di SKK Migas, BP Migas sejak dijabat Kardaya dan Priyono. Oh tenang, maksud saya menyampaikan ke Rudi apabila berhubungan dengan Widodo ini, Rudi akan membuat Ibas dan istana tenang," kata Joko membacakan BAP Deviardi.
Hakim tak mendalami lebih jauh BAP tersebut dan kembali menanyakan hal lain yang masuk ke dalam substansi hukum kasus yang menjerat Simon.
Deviardi atau Ardi merupakan pelatih golf Rudi Rubiandini. Dalam kasus suap SKK Migas, ia diduga berperan sebagai kurir uang upeti dari pengusaha untuk diberikan kepada Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Ia ditangkap KPK pada Selasa (13/8), dalam waktu hampir bersamaan dengan penangkapan Rudi.
Sementara Partai Demokrat yakin Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas tidak terlibat dalam kasus SKK Migas. "Saya yakin Mas Ibas itu tidak bermain-main lah soal itu. Saya yakin sekali. Karena Mas Ibas tidak pernah terkait soal hal-hal itu," kata Wakil Sekjen DPP Demokrat Andi Nurpati.
Menurut Nurpati, banyak orang mengaku mengenal nama Ibas. Apalagi Ibas menjabat sebagai Sekjen Demokrat. "Kalau soal kenal bisa saja kenal siapa saja, bisa aja. Apalagi misalnya Mas Ibas itu pengurus partai, mesti membuka diri untuk berkenalan dengan siapa saja," tuturnya. (tribunnews/edw/mal)