Jumat, 3 Oktober 2025

Fraksi PKS Bantah Setujui Kenaikan Setoran Awal Haji 2014

Rencana kenaikan setoran awal haji mendapat respon negatif dari DPR

Warta Kota/Adhy Kelana
Seiring datangnya musim haji, pernak-pernik haji serta oleh-oleh haji seperti kurma dan kacang Arab banyak diburu konsumen yang anggota keluarganya menunaikan ibadah haji, seperti dijumpai di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2013). Kurma, kacang Arab, dan kismis menjadi primadona yang diburu konsumen. Warta Kota/Adhy Kelana 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana menaikkan besaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada tahun 2014. Rencana kenaikan setoran awal haji mendapat respon negatif dari  DPR.

Wakil ketua komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS Ledia Hanifa membantah telah mengamini rencana pemerintah untuk menaikkan besaran setoran awal haji pada 2014.

"Kami tak bisa mengatakan menerima atau menolak sesuatu yang bahkan belum dijadikan pembicaraan antara pemerintah dan DPR. Harus ada pembahasan yang lebih mendalam mengenai rencana kenaikan setoran awal BPIH ini,"  kata Ledia, Kamis (28/11/2013).

Pemerintah lewat Kementerian Agama berdalih bahwa kebijakan ini akan mempermudah mereka mengatur segala hal terkait penyelenggaraan haji. Kenaikan setoran awal BPIH ini diyakini tidak akan memberatkan jamaah.

Hal ini justru akan membuat antrean jamaah lebih sedikit. Terkait hal ini, Ledia Hanifa kembali menyanggahnya.

"Kalau dasarnya untuk memperpendek antrian, menaikkan setoran awal BPIH bukan satu-satunya jalan. Perbaikan sistem lebih utama," katanya.

Lebih lanjut Ledia Hanifa mengajukkan keberatannya jika kenaikan setoran awal BPIH dijadikan satu-satunya kriteria untuk menyaring mereka yang ingin menunaikan ibadah haji. Artinya, hanya orang yang benar-benar mampu secara materi yang boleh mendaftarkan diri untuk berhaji.

"Pemerintah diskriminatif jika menjadikan setoran awal BPIH sebagai dasar untuk menentukan siapa yang berhak menunaikan ibadah haji. Kemampuan untuk menunaikan ibadah haji bukan hanya soal kemampuan materi. Selain itu faktor kesehatan dan kondisi psikologis seseorang harus dipertimbangkan, ini saja belum ada solusinya," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved