1000 Kaum Duafa Bergembira Saksikan Atraksi Terjun Payung di Monas
setiap kali aksi pendaratan, ribuan anak itu terus bersorak sorai dan bertepuk tangan menyaksikan pendaratan 22 penerjun
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan anak yatim tampak bersorak sorai dan tak lelah bertepuk tangan ketika melihat satu persatu pendaratan cantik dari 22 penerjun yang tergabung dalam Komunitas Penerjun Payung Jakarta (KOPAJA).
Sore tadi, Minggu (4/8/2013) ratusan anggota 'KOPAJA' diwakili oleh 22 penerjun mengundang decak kagum dari ribuan anak-anak tersebut termasuk juga dari warga sekitar di sekitaran Monas.
Dan setiap kali aksi pendaratan, ribuan anak itu terus bersorak sorai dan bertepuk tangan menyaksikan pendaratan 22 penerjun hingga selesai.
"Hore, bagus awas-awas itu mau mendarat. Keren-keren payung terjunnya warna warni, ada yang warna hijau tuh," teriak anak-anak tersebut.
Tak hanya mengundang kekaguman dari ribuan anak yatim. Aksi tersebut juga mengundang antusiasme dari warga sekitar yang berada di Monas. Tampak warga sibuk mengabadikan aksi pendaratan di ponsel dan kamera mereka.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, menjelang sore hari, Minggu (4/8/2013) pengunjung monas disugukan dengan atraksi menarik yakni atraksi terjun payung yang mengundang antusias dari masyarakat.
Sebanyak 22 penerjun yang tergabung dalam komunitas "KOPAJA" (Komunitas Penerjun Payung Jakarta) ikut ambil bagian berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
22 penerjun ini memulai perjalanan mereka dari Pondok Cabe menggunakan pesawat Cassa dan mendarat di sekitaran silang Monas, Jakarta Pusat pukul 17.00 wib.
"Kami dari Komunitas Terjun Payung Jakarta, kami biasa disebut 'KOPAJA'. Ini bagian dari kontribusi kami merayakan Ramadan. Selain terjun, kami juga mengundang anak yatim untuk berbuka bersama," ungkap AKBP Audie S Latuheru, ketua KOPAJA.
Audie yang juga menjabat sebagai Kasubdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengatakan 22 penerjun termasuk dirinya terjun dari atas ketinggian 6000 kaki dan mulai membuka parasut di ketinggian 4000 kaki.
"Penerjunan kali ini cukup aman dan baik. Karena kami menuruti kecepatan angin. Kami juga menghindari melintas dan mendarat di Istana Negara karena memang tidak boleh," kata Audie.
Audie menambahkan, saat ini anggota 'KOPAJA' ada 100 orang terdiri dari para penggila terjun payung yang berdomisili di Jakarta tanpa melihat profesi dan kesatuannya.
Komunitas ini juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan peduli terhadap pembangunan mental generasi muda indonesia khususnya Jakarta.
'KOPAJA' juga bertujuan membawa Terjun Payung ke tengah-tengah masyarakat sebagai hiburan dan ikut berkontribusi memberikan gairah bagi sektor pariwisata di Jakarta.
Usai menikmati acara terjun payung, dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama dengan 1000 kaum duafa di silang Monas dan didahului dengan ceramah agama.