Harga Bawang Melambung
Ini Bukti Kekuasaan Negara Sudah Berpindah ke Tangan Mafia Pangan
Naiknya harga bawang putih dalam beberapa waktu terakhir di Indonesia merupakan

TRIBUNNEWS.COM - Naiknya harga bawang putih dalam beberapa waktu terakhir di Indonesia merupakan gunung masalah akibat hancurnya sistem bernegara dan berpindahnya kekuasaan negara ke tangan kartel, mafia dan sindikat pangan.
Akibatnya negara tidak lagi dapat mengontrol harga. Pasokan bawang putih sepenuhnya dikuasai sindikat yang bekerjasama dengan oknum pemerintahan. Hal inilah yang mendorong melangitnya harga bawang putih hingga mencapai Rp 70.500 per kilogram.
Di lain sisi, pandangan Menteri Pertanian, Suswono agar petani yang akan mengalami masa depan suram beralih ke pertanian holtikultura sebagaimana saran dia ke petani tembakau mendapat tentangan dari petani tembakau. Pertanian tembakau bagi petani memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Demikian pandangan peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, dan Sekjen Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Setiawan menanggapi kebijakan Kementerian Pertanian yang tidak ada pemihakan sama sekali pada swasembada pangan dan pemberdayaan petani.
Daeng berpendapat Pemerintah selalu mencari solusi dengan cara memperbesar impor. Padahal volume impor produk bawang meroket. Volume impor produk bawang putih sampai dengan tahun 2012 menurut Badan Pusat Statistik berjumlah 415.000 ton, bandingkan pada tahun 2006 dimana volume impor bawang putih hanya berjumlah 295.057 ton.
“Kenaikan volume impor bawang putih ini mencapai 59,35 persen. Akibat kebijakan impor ratusan ribu petani bangkrut,” kata Daeng, seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima redaksi Tribunnews.com, Minggu (17/3/2013).
Daeng mengatakan, para pejabat dan sindikat impor kaya raya dari menjual rekomendasi impor dengan penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikuktura (RIPH). Akibatnya, importir produk bawang putih meningkat dari 70 importir ke 130 importir 2012.
Penyerahan urusan pangan kepada importir, jelas akan semakin menjerumuskan rakyat, bangsa dan negara ke dalam jurang kekuasaan para sindikat, mafia, dan kartel.
“Impor bawang yang dilakukan pemerintah mencerminkan kegagalan dalam mewujudkan swasembada pangan, dan pemberdayaan petani dalam negeri sendiri,” jelasnya.