Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilihan Paus Baru

Cara Mudah Bedakan Uskup dan Kardinal: Lihat Warna Merah

Kardinal dapat dikenali dari busana liturginya berwarna merah. Bandingkan dengan busana uskup warnanya ungu

Editor: Domu D. Ambarita
zoom-inlihat foto Cara Mudah Bedakan Uskup dan Kardinal: Lihat Warna Merah
Corbis Images
Paus Emeritus (pensiun) Benediktus XVI memberikan berbat, sebelum mengundurkan diri, 28 Februari silam. Corbis Images

DI antara ketiga kategori kardinal; kardinal dari kalangan uskup, imam (pastor) dan diakon (pembantu uskup/imam), dapat dibayangkan bahwa kardinal imam berjumlah paling banyak, 153 dari 207 orang kardinal saat ini.

Mereka adalah uskup atau uskup agung senior dari berbagai negara. Seorang yang paling senior di antara kardinal imam ditunjuk menjadi Protopresbyter, semacam pemimpin untuk berbagai kepentingan seremonial.

Di antara kardinal diakon, saat ini berjumlah 44, juga ada seorang yang paling senior yang ditunjuk sebagai Protodiakon. Protodiakon inilah yang bertugas mengumumkan nama Paus yang baru terpilih dalam konklaf, dengan menggunakan frase yang amat terkenal, "Habemus Papam ..." (kita telah memiliki paus baru). Pada tanggal 19 April 2005, adalah Jorge Arturo Cardinal Medina Estévez.

Saat ini Protodiakon Kolegium Kardinal adalah Jean-Louis Cardinal Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama, yang pernah berkunjung ke Indonesia.

Untuk mengisi posisi kardinal uskup yang hanya sedikit, Paus memilih dari antara kardinal imam. Di samping itu, Patriark Ritus Timur yang diangkat menjadi kardinal langsung masuk kategori kardinal uskup.

Mudah mengenali mereka dalam upacara liturgi, dari busananya yang berbeda dari para kardinal lainnya. Kardinal dapat dikenali dari busana liturginya berwarna merah. Bandingkan dengan busana uskup warnanya ungu. Biretta, yaitu topi segi empat khas Gereja Katolik, milik kardinal juga berwarna merah. Biretta kardinal tidak menggunakan pom seperti biretta uskup.

Saat kardinal mengenakan busana resmi jubah warna hitam yang sama dengan uskup atau pejabat Gereja lain, mereka masih dapat dikenali dari sabuk sutera dan topi kecilnya yang berwarna merah. Selain itu, ferraiolo (jubah) dan cappa magna (berbentuk mantel) kardinal pun berwarna merah.

Para kardinal uskup memilih pemimpin dan wakilnya dari antara mereka dan diajukan ke Paus untuk mendapatkan persetujuan. Para pemimpin kardinal uskup lalu menjadi Dekan dan Wakil Dekan Kolegium Kardinal.

Dekan Kolegium Kardinal saat ini adalah Angelo Cardinal Sodano dari Italia, yang pernah menjadi Sekretaris Negara Vatikan selama tahun 1991-2006. Sebagai wakilnya adalah Roger Cardinal Etchegaray dari Prancis. Saat terpilih sebagai Paus, Joseph Cardinal Ratzinger adalah Dekan Kolegium Kardinal.

Ada pun kardinal imam dan kardinal diakon, untuk mengikuti tradisi, kepadanya diberikan sebuah Gereja (Paroki) dalam Keuskupan Roma, di mana mereka menjadi Pastor (Paroki) Kehormatan. Lambang mereka dipasang di luar Gereja tituler ini dan mereka pun wajib berkunjung dan mempersembahkan misa di Gereja tituler ini saat berkunjung ke Roma. Kepada para kardinal uskup yang berasal dari ritus Latin dianugerahkan keuskupan kuno kehormatan di sekitar kota Roma, yang sudah tidak ada lagi di jaman modern ini.

Sesuai tradisi, penulisan penulisan nama kardinal memang sedikit berbeda dari kebiasaan umum. Kata "Kardinal" diselipkan di antara nama lengkap, persis di depan nama keluarga. Jadi, yang lebih pas adalah Julius Kardinal Darmaatmadja, meski tidak salah juga kalau kita menulis Kardinal Julius Darmaatmadja. Para kardinal disapa dengan "Yang Utama", "His Eminence", atau "Sua Eminenza" dalam bahasa Italia.

Di Vatikan, sehari-harinya mereka disapa "Eminenza" saja. Sapaan yang dikhususkan bagi mereka memang beda dengan uskup dan uskup agung, yang harusnya disapa dengan "Yang Mulia", "His Excellency", "Sua Eccellenza", atau "Excellency" atau "Eccellenza" saja. Di Vatikan dan pada umumnya dalam Gereja Katolik, Monsignor adalah sapaan untuk pejabat tinggi Gereja yang tingkatannya di bawah uskup.

Sebagai penutup, film fiksi Angels and Demons yang kontroversial dan kurang disukai oleh kalangan Katolik menampilkan banyak sekali kardinal. Meski banyak hal yang sensasional dan kurang pas dalam film itu, saya harus mengakui bahwa sang sutradara berhasil menunjukkan sebagian kebesaran agama Katolik kepada semua orang yang menontonnya, Katolik dan non-Katolik.

Saya sendiri mendapatkan beberapa pertanyaan tentang film ini dari kawan-kawan saya yang bukan Katolik. Satu hal yang menurut saya agak mengganggu. Dalam tradisi Gereja Katolik, Camerlengo atau Chamberlain tidak dijabat oleh imam muda seperti di film itu. Selama ratusan tahun posisi ini hampir selalu dijabat oleh seorang kardinal senior, dengan hanya beberapa pengecualian. Itu pun setidaknya oleh uskup senior yang kemudian diangkat menjadi kardinal. (Albert Wibisono, tinggal di Surabaya)

Berita Terkait: Klik Pemilihan Paus Baru

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved