Rabu, 1 Oktober 2025

Nasib Anas di Demokrat

Perang Terbuka Jelang Rapimnas Demokrat

Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dengan pendukung Ketua Majelis Tinggi Demokrat SBY tak terelakkan.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Perang Terbuka Jelang Rapimnas Demokrat
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Petugas memasang huruf A pada lambang Partai Demokrat yang terjatuh saat Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (kiri) mengumumkan pengunduran dirinya dari anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/2). Ibas didampingi Ketua Fraksi Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf. Kompas/Hendra A Setyawan (HAS) 14-02-2013

Dia mencontohkan ketika Anas menyindir lewat sejumlah ungkapan halus seperti "Politik para Sengkuni", "Ojo Dumeh", "Ojo Kagetan" dan sebagainya. Kedua ungkapan itu dinilai sebagai sebuah sindiran bentuk perlawanan halus.

Termasuk ketika tidak menghadiri penandatanganan Pakta Integritas di kediaman SBY karena alasan sakit.Jika kemudian nanti Anas melakukan perlawanan secara frontal bisa saja terjadi apalagi jika statusnya di KPK berubah dalam kasus dugaan korupsi."Saat ini masih perlawanan secara simbolik," katanya.

Sementara bagi SBY, Muhtadi mengatakan tidak akan tinggal diam. Dia menyebut sejumlah strategi SBY belakangan ini mulai dari mengambil alih kewenangan Anas, mengadakan Pakta Integritas bagi kader Demokrat, serta menggelar Rapimnas Demokrat 17 Februari 2013 nanti merupakan tindakan terstruktur dari SBY.

"Kalau ada yang mengatakan SBY menyiapkan anaknya jadi ketua umum Demokrat itu akan jadi bumerang bagi SBY dan berisiko bagi citra SBY," kata Muhtadi.

Menurut dia Rapimnas Demokrat minggu lusa masih bagian dari skenario SBY dan bagian dari upaya SBY untuk memberi sinyal kepada publik bahwa Demokrat berubah."Rapimnas ini upaya memantapkan internal Demokrat sampai level ke DPC Demokrat," kata Muhtadi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved