UI Kukuhkan Tiga Guru Besar Bidang Ilmu Teknik
Universitas Indonesia (UI) kembali menambah jumlah Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT) dengan mengukuhkan tiga profesor
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) kembali menambah jumlah Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT) dengan mengukuhkan tiga profesor dalam bidang ilmu teknik metalurgi mekanik, ilmu rekayasa termofluida dan teknik lingkungan.
Upacara pengukuhan Guru Besar dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar UI Prof.Dr.dr. Biran Affandi, SpOG (K) pada Kamis (14/2/2013) di Balai Sidang UI, kampus Depok.
Prof.Dr.Ir.Dedi Priadi, DEA yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu teknik metalurgi mekanik menyampaikan pidato dengan judul “Peranan Teknologi Pembentukan Logam dan Pemanfaatan material Baja dalam Industri Manufaktur Logam Indonesia”.
Menurutnya, industri logam dasar Indonesia di perdagangan internasional terus meningkat dengan persentase rata-rata nilai output yang diekspor hampir 60%. Namun, Indonesia diperhadapkan pada tantangan dan persaingan serta minimnya kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam industri pengerjaan logam/metal forming.
Agar industri pengerjaan logam Indonesia dapat terus bertahan, maka perlu menggunakan beberapa pendekatan yang komprehensif diantaranya melalui aliansi, mendukung dan menangani program penelitian dan pengembangan untuk mengurangi biaya dan lead time, meningkatkan pemanfaatan bahan lokal, melakukan kerja sama penelitian Industri-Universitas dan Program Pelatihan Personil, menggerakkan industri Konsorsium dengan pendanaan dari pemerintah atau melalui pembagian biaya, mengadakan program magang/co-op
program untuk mahasiswa dan atau peneliti serta program pelatihan internal.
Dari uraian tersebut terlihat peranan perguruan tinggi (dalam hal ini program studi teknik metalurgi dan material) sangat penting dalam mencetak manusia ahli di berbagai bidang ilmu dan keahlian tentang material.
Selanjutnya, Prof.Dr.Ir.Harinaldi, M.Eng memaparkan pidato berjudul
“Teknik Kontrol Aliran pada Rekayasa Termofluida dalam Menghadapi
Tantangan Global Penghematan Energi” saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Rekayasa Termofluida.
Ia menyampaikan, International Energy Agency in World Energy Outlook 2007 memperkirakan emisi gas dengan efek rumah kaca akan meningkat sebesar 57% pada tahun 2030.
Untuk itu, berbagai teknologi kontrol aliran menjadi pilihan strategis di berbagai aplikasi dan peralatan keteknikan, salah satunya adalah teknologi jet sintetik yang sedang dikembangkan secara intensif di Departemen Teknik Mesin FTUI.
Teknologi jet sintetik ini memberi alternatif dan peluang yang jauh lebih besar dalam mengembangkan kendaraan dengan desain aerodinamis yang cerdas
(smart aerodynamics designs).
Teknologi jet sintetik memiliki keunggulan karena mampu mendukung miniaturisasi produk yang menjadi trend di masa depan.
Kepedulian global tuntuk memanfaatkan energi secara efektif dan efisien tersebut dipicu bukan hanya semata-mata pertimbangan ekonomi untuk mengembangkan proses berbiaya rendah atau produk murah melainkan juga kepedulian lingkunga dimana terdapat dampak destruktif perpindahan energi yang tidak efisien terhadap lingkungan seperti pemanasan global.
Sedangkan Prof.Dr.Ir. Djoko Mulyo Hartono, SE M.Eng yang dikukuhkan
sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Lingkungan memaparkan pidato “Perlindungan Air Permukaan sebagai Sumber Air Baku Air Minum dan Tantangannya dalam Menghadapi Perubahan Iklim.”
Menurutnya, air permukaan
pada saat ini merupakan sumber air baku air minum yang secara kuantitas mempunyai jumlah yang lebih besar dari semua alternatif sumber air baku seperti mata air, air hujan dan air tanah.
Namun, saat ini air permukaan mempunyai kualitas yang paling buruk sebagai akibat dari pencemaran.
Bangunan instalasi pengolahan air minum yang ada sekarang menggunakan teknologi pengolahan air minum yang didesain dan dibangun berdasarkan kondisi kualitas air baku pada 15-40 tahun yang lalu.
Sehingga perlu dilengkapi bangunan tambahan demi keandalan teknologi pengolahan air minum dalam mengakomodasi perubahan karakteristik air baku seperti bangunan prasedimentasi, aerasi, pengolahan lumpur, serta implemtenasi dari pembuatan kolam (pond) dan teknologi reverse osmosis, ultra filtrasi maupun deep tunnel.
Penambahan alternatif teknologi tersebut berdampak pada meningkatnya biaya produksi yang akan membebani masyarakat pengguna air minum.
Walaupun Undang-undang dan Peraturan mengenai perlindungan terhadap sumber daya air sudah ada namun tetap perlu dilakukan koordinasi dan integrasi dalam pemanfaatan air dari seluruh stakeholder pengguna air
minum, termasuk di dalamnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.