Jumat, 3 Oktober 2025

Teroris Kabur

JAT Curiga Ada Unsur Rekayasa Soal Teroris Kabur

Kaburnya terpidana teroris yang ditahan di Mapolda Metro Jaya, menimbulkan kecurigaan tersendiri bagi Jamaah Asharut Tauhid (JAT).

zoom-inlihat foto JAT Curiga Ada Unsur Rekayasa Soal Teroris Kabur
NET
ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kaburnya terpidana teroris yang ditahan di Mapolda Metro Jaya, menimbulkan kecurigaan tersendiri bagi Jamaah Asharut Tauhid (JAT).

Organisasi yang didirikan oleh Abu Bakar Baasyir menduga, kaburnya terpidana teroris ada unsur rekayasa dari polisi.

Sebab, jika dinalar, sangat kecil seorang tahanan bisa melarikan diri di markas polisi yang dijaga super ketat.

“Agak aneh dan janggal kalau seorang tahanan bisa kabur dari markasnya polisi. Bisa jadi sangat mungkin ada unsur rekayasanya (dari polisi). Tapi, hanya mereka (polisi) yang bisa menjelaskan dan tahu soal ini,” kata Juru Bicara JAT Sonhadi, Rabu (7/11/2012).

Rekayasa yang dimaksud, lanjut Sonhadi, kasus kaburnya tahanan itu menjadi pembenaran bagi Densus 88 untuk kembali melancarkan operasi pemberantasan teroris.

Menurut Sonhadi, dari pengalamannya saat membesuk Baasyir di tahanan Mabes Polri, pengamanan yang dilakukan polisi super ketat dan berlapis-lapis.

Tak sembarang orang bisa leluasa keluar masuk seenaknya. Ia pun harus menjalani sebuah pemeriksaan, hingga akhirnya bisa bertemu dengan Baasyir.

“Makanya jadi aneh kalau tahanan bisa kabur. Apalagi, tahanan tadi bukan orang Jakarta yang mengenal seluk beluk Polda Metro,” tuturnya.

Namun, jika memang kaburnya tahanan tersebut karena keteledoran petugas, Sonhadi meminta Polda Metro Jaya mengevaluasi sistem pengamanan yang diterapkan.

Ia pun meminta agar polisi tak melakukan intimidasi terhadap para tahanan kasus terorisme lain, yang masih berada di tanahan Mapolda Metro Jaya.

“Pasti para tahanan (kasus teroris) lain yang ada di dalam dikait-kaitkan lalu diintimidasi. Jangan sampai seperti itu,” harapnya.

Sonhadi mengaku tak mengenal terpidana kasus terorisme yang kabur. Namun, dari informasi yang ia peroleh, terpidana tersebut adalah warga Klaten.

Dalam sepak terjangnya, si terpidana dikenal sangat lihai merekrut orang-orang untuk diajak masuk ke dalam anggota kelompoknya.

“Harusnya para tahanan kasus teroris ditempatkan dalam blok khusus. Jangan dicampur,” usulnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved