Penarikan Penyidik KPK
Polisi yang Mau Tangkap Kompol Novel Juga Punya Masalah
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Kombes Dedy Irianto, rupanya tersangkut satu masalah tiga bulan lalu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Kombes Dedy Irianto, yang memimpin usaha penangkapan penyidik KPK Kompol Novel Baswedan, rupanya tersangkut satu masalah tiga bulan lalu.
Dia memimpin operasi yang berujung pada tewasnya seorang pelaku kejahatan yang ditembak anggota polisi. Peluru melukai mata korban, dan bersarang di kepala.
Edi Purwanto alias Edi Bagong, warga Desa Blitar, Kecamatan Binduriang, Rejang Lebong, Bengkulu tewas. Seorang korban lainnya mengalami luka di kaki.
Berdasarkan tayangan streaming rakyatbengkulutv.com, Kombes Dedy Irianto memberikan pernyataan dalam peristiwa ini.
"Kami kemarin melakukan patroli bersama. Kami tidak mau keamanan terganggu, dan kami kan melindungi masyarakat yang lain," ujar Deddy dalam tayangan yang disiarkan 12 Juli 2012 .
Kombes Dedy keberatan hal itu disebut sebagai penembakan. Sebab, penembakan mengandung makna salah sasaran.
"Ini bukan terjadi penembakan. Memang terjadi curat (pencurian disertai pemberatan). Kalau penembakan berarti salah sasaran, tapi ini curat. Anda bisa bayangkan, sekarang di polres sudah ada dua bus, dan itu terjadi setiap malam. Kalau tidak terpaksa kami tidak melakukan itu," kata Dedy.
Ia menambahkan, saat itu perlawanan dari puluhan pelaku perampokan.
"Bukan melakukan penembakan, kami menembak pelaku, karena TKP ada di situ dengan pelaku sekitar 30 orang," ucap Dedy.
Saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (7/10/2012), Kombes Dedy tidak berkenan menjawab.
"Maaf ini sudah malam, besok saja ya," katanya melalui saluran telepon.
Senin (8/10/2012), saat ditelepon dan di-SMS, Kombes Dedy tidak menanggapi.
"Silakan aja langsung ke Kabid Humas, pak," tulis Kombes Dedy melalui SMS.
Kabid Humas Polda Bengkulu Hery Wiyanto pun mengakui, penembakan Edi dilakukan anggota polisi.
"Terjadinya penembakan karena sebelumnya pelaku yang berjumlah sekitar 30 orang melakukan pelemparan ke arah mobil anggota polisi, yang juga Timsus Polda Bengkulu yang dipimpin langsung oleh Direktur Reserse kriminal Umum Kombes Dedy Irianto," jelas Hery seperti dikutip dari laman yang sama.
Herry membenarkan pelaku penembakan adalah anggota polisi. Namun, penembakan dilakukan untuk melindungi diri dari serangan pelaku yang menyerang lebih dulu.
Kejadian berawal ketika sebuah bus dari Jambi menuju Bengkulu diadang tiga sepeda motor, persis di tengah jalan.
Jurmin, sopir bus, menghentikan kendaraannya. Saat itulah muncul sekitar 30 orang, yang langsung merusak bus dan masuk, serta merampok harta benda dan barang berharga milik 27 penumpang, termasuk sopir bus.
Kapolres Rejang Lebong menerima laporan dan langsung menerjunkan anggotanya untuk mengamankan lokasi.
Namun, saat mendekati lokasi kejadian, mobil Kapolres yang ditumpangi salah satu anggota Presidium Pemekaran Kabupaten Lembak, mendapat serangan dari pelaku.
Bahkan, operasi polisi justru mendapatkan perlawanan. Warga yang bersenjata tajam melemparkan bom molotov dan kayu ke arah polisi, sehingga polisi melepaskan tembakan peringatan.
Karena warga semakin beringas dan polisi terdesak, terjadilah aksi penembakan dari anggota polisi terhadap Edi Purwanto alias Edi Bagong, yang diduga kuat salah satu pelaku yang merampok bus.
Polisi melepaskan tembakan ke arah warga untuk menghindari amuk massa yang lebih anarkis. Tembakan tersebut mengenai dua warga. Selain Edi Purwanto yang luka mata kiri dan langsung tewas di tempat, peluru juga mengenai korban lainnya, warga Desa Cahaya Negeri.
Ia terkena tembakan di kaki, dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Linggau. Dari pihak penumpang bus, tiga orang luka, yakni Basar, Sulik, dan Rusmini, ketiganya warga Kecamatan Air Nipis Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Polda Bengkulu dan Polres Rejang Lebong menurunkan tim pengamanan menyisir daerah yang diblokir warga, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan bermotor.
Operasi malam itu sekaligus untuk membubarkan pos pengamanan desa (pospamdes) yang berdiri di sepanjang Kecamatan Sindang Kelingi, Kecamatan Binduriang, dan Kemacatan Kepala Curup.
Blokade membuat jalan utama jalur menuju Bengkulu-Sumatera Selatan tertutup.
Setelah penembakan, jalur kembali diblokir warga.
Pemblokiran jalan dilakukan warga setelah Edi Purwanto tewas akibat tertembak peluru, yang dilepaskan anggota polisi. Korban tewas setelah sebuah peluru melukai mata, dan bersarang di kepalanya. (*)
BACA JUGA