Pemilu 2014
IBC: Dana Pemilu Minimalis, Asal Tak Ciderai Demokrasi
Indonesia Budget Centre (IBC) tidak buru-buru mengiyakan wacana pilkada/pemilu serentak yang mampu menghemat anggaran Rp 150 triliun

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Budget Centre (IBC) tidak buru-buru mengiyakan wacana pilkada/pemilu serentak yang mampu menghemat anggaran Rp 150 triliun, yang pernah dihembuskan anggota DPR Arif Wibowo.
"Saya pikir bisa ada efisiensi. Tapi harus dipikirkan kualitas demokrasi tidak terciderai. Kita harapkan proses demokrasi melahirkan pemimpin yang berkualitas dengan penggunaan anggaran yang minimalis," ujar Arif Nur Alam, di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2012).
Memang, kata dia, KPU bisa menghemat anggatan dari inventarisir alat-alat atau logistik yang masih bisa digunakan semisal bilik suara atau daur ulang kertas suara.
Dikatakan Arif, untuk mendapatkan kulitas pemilu yang bagus dengan dana minimalis harus membongkar ulang pos-pos anggaran-anggaran tersebut. Apakah anggaran tersebut lebih tersedot untuk urusan administrasi atau kerja yang substansial.
"Kelihatannya di daerah-daerah tidak sedikit alokasi atau anggaran untuk pilkada diarahkan ke administrasi. Kurangi kunjungan luar negeri seperti yang dilakukan KPU dulu," jelas Arif.
KPU, lanjut Arif, harusnya memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia, dan memperbaiki persoalan logistik agar tidak terjadi pembengkakan pada kertas suara, dan kualitas tinta tidak rendah.
"Kemudian harus ada perombakan aktor-aktor di hulu. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) itu jangan orang-orang lama. Selama ini kan wataknya orangtua yang terbiasa dengan uang, kerja-kerja yang normatif," ujarnya.