Kasus Century
Dua Kolega Antasari Tak Tahu Ada Rapat Century di Istana
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar secara mengejutkan mengeluarkan testimoni bahwa dirinya pernah diundang Presiden Susilo Bambang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua KPK Antasari Azhar secara mengejutkan mengeluarkan testimoni bahwa dirinya pernah diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat yang membahas skenario pencairan dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.
Saat dikonfirmasi, Bibit Samad Riyanto, kolega Antasari yang juga pernah menjabat sebagai pimpinan KPK, justru mengaku tak tahu perihal pertemuan Antasari Azhar dengan Presiden SBY saat diundang ke Istana Negara pada Oktober 2008 lalu.
"Tidak tahu saya," kata Bibit saat ditemui wartawan di KPK, Jakarta, Senin (13/8/2012).
Senada dengan Bibit, mantan Wakil Ketua KPK, М Jasin juga mengaku tidak mengetahuinya. Bahkan, ia menyakini para pimpinan yang lain pun tak tahu kejadian tersebut.
"Saya tidak tahu, saya nggak inget itu, saya kira pimpinan lain juga mengatakan hal yang sama," ujar Jasin di KPK.
Sebelumnya, Antasari mengatakan bahwa Presiden SBY memimpin rapat untuk membahas skenario pencairan dana Rp 6,7 triliun untuk dana talangan (bailout) Bank Century.
Antasari mengaku diundang Presiden SBY ke Istana saat dirinya masih menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Oktober 2008.
Dalam rapat itu diakuinya peserta yang hadir antara lain Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Condro Irmantoro.
Selain itu juga hadir anggota kabinet, seperti, Menko Polhukam Widodo AS, Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa. Serta terlihat juga kehadiran Andi Mallarangeng dan Denny Indrayana.
Dalam pertemuan tersebut Presiden memimpin langsung skenario bailout Bank Century.
Menurut Antasari, selain Bank Century, dirinya juga sering dihubungi sejumlah pihak terkait pembahasan upaya penyelamatan bank sakit tersebut.
"Menjelang Pemilu 2009, pemerintah mencari-cari bank sakit untuk sesegera mungkin disuntik dana segar," tegas Antasari.
KLIK JUGA: