Kasus Hambalang
Kronologi Mega Proyek Pusat Olahraga Hambalang
Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional, bertempat di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor,

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional, bertempat di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, mulanya bukan pilihan satu-satunya. Mega proyek untuk mencetak atlet profesional dan berprestasi itu melewati lika-liku yang memakan waktu panjang.
Mulanya proyek ini adalah inisiasi Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional pada 2003-2004, yang saat itu butuh pusat pendidikan dan pelatihan olahraga dalam rangka persiapan pembinaan atlet nasional bertaraf internasional.
Berdasar kajian verifikasi tahun 2004, muncul lima lokasi yakni Karawang, Cariu, Bogor, Cibinong, Cikarang, dan Bukit Hambalang. Setelah pengkajian, mengerucut ke tiga tempat yakni Desa Hambalang, Kabupaten Bogor, Desa Karangpawitan, Kabupaten Karawang, dan Desa Ciriu, Kabupaten Bogor.
"Penetapan lokasi pembangunan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Nasional (PLOPN) di Hambalang oleh Direktur Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional (Surat Nomor 0514A/OR/2004 tanggal 10 Mei 2004)," ujar Sesmenpora Yuli Mumpuni di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/5/2012).
Pembangunan lokasi juga mendapat izin prinsip Bupati Bogor Nomor 591/244/Kpts/Huk/2004 tanggal 19 Juli 2004 tentang penetapan lokasi untuk pembangunan gedung PLOPN di Hambalang seluas kurang lebih 30 hektar atas nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.
Tahun 2004, dilaksanakan pembayaran kerohiman untuk penggarap lahan dan pengurusan sertifikat. Saat itu pembangunan fisik sudah dimulai seperti masjid, asrama, infrastruktur, turap lapangan sepakbola dan pagar.
Proyek PLOPN kemudian dialihkan Direktorat Jenderal Olahraga dan Direktorat Kepemudaan Departemen Pendidikan Nasional kepada Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Nomor 0850 A/OR/2004, Nomor 030/18/KSP/HUK/2004 tanggal 3 November).
Berdasar kerangka acuan analisi dampak lingkungan (KA-ANDAL), pada April 2005 telah direncanakan fasilitas dan penunjang PLOPN antara lain GOR, lapangan bola, lapangan bulutangkis, lapangan tenis, kolang renang, lapangan tenis meja, lapangan atlet, area panahan, lapangan lempar lembing, lempar cakram, gedung latihan angkat besi, sasana tinju, olahraga dayung, gedung senam, gedung sekolah studi olahraga, perpustakaan, wisma, kantor, laboratorium, hotel, cafe, balairung, gedung penelitian, musium prestasi kejayaan.
Pada tahun yang sama, konsultan pekerjaan melaksanakan studi geologi dan survey dan analisa hidrologi PLOPN.
"Tahun 2006 dianggarkan dan dilaksakan pembuatan master plan dan maket perubahan dari rencana awal menjadi Pusat Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional di Sentul, Jawa Barat," terang Yuli.
Sarana dan prasarana dalam maket pembangunan itu antara lain gerbang, gedung serbaguna, masjid, pusat kesehatan, rehabilitasi dan pusat kebugaran, dua lapangan sepakbola, plaza, gedung penunjang, asrama dan cafetaria, tenis indoor, basket indoor, basket dan tenis outdoor, kolam renang, hall angkat besi dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan latihan atletik, lapangan panahan, gedung wushu dan parkir.
Tahun 2007 diusulkan perubahan nama dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar Nasional, dengan pemrakarsa Departemen Pendidikan Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional dengan pemrakarsa Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
- Bangunan Hambalang Amblas: KPK Wait And See
- Penyelidikan Ambruknya Hambalang Serahkan pada Ahlinya
- Runtuhnya Gedung Hambalang di Luar Penyelidikan KPK
- KPK: Usut Amblasnya Gedung Hambalang Wewenang PU
- Pimpinan KPK: Sejak Awal Proyek Hambalang Bermasalah
- Terbuka Kemungkinan KPK Selidiki Robohnya Gedung Hambalang