Minggu, 5 Oktober 2025

Ruang Mewah Banggar

Proyek Kontroversial Upaya Lemahkan DPR

Politisi PDI Perjuangan H Irmadi Lubis meminta Pimpinan, dan Badan Kehormatan serta anggota DPR RI melakukan

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Proyek Kontroversial Upaya Lemahkan DPR
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Ruang Badan Anggaran DPR RI baru, di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012). Ruang baru tersebut menelan anggaran 20 Milyar Rupiah, dan terbagi atas menjadi empat bagian, yaitu ruang rapat, ruang kerja pimpinan, ruang tunggu tamu, serta ruang sekretariat. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan H Irmadi Lubis meminta Pimpinan, dan Badan Kehormatan serta anggota DPR RI melakukan penyelidikan terhadap kebijakan Kesekjenan DPR RI yang selalu menggulirkan proyek-proyek kontroversial.

"Saya bukan menuduh, tapi saya pikir pantas untuk curiga, dengan bergulirnya proyek-proyek kontroversial yang selalu muncul harus diwaspadai sebagai upaya melemahkan DPR secara kelembagaan, apa lagi jika memang pemerintah berkepentingan," ujar Irmadi Lubis di Jakarta, Rabu (18/1/2012).

Irmadi mengatakan, penyelidikan diperlukan sebab ada kecurigaan, proyek-proyek kontroversial, seperti renovasi ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR Rp 20 miliar, renovasi WC 2 miliar, perbaikan fasilitas parkiran motor di lingkungan DPR Rp 3 miliar, dan terakhir pengadaan kalender sengaja dilakukan sebagai upaya melemahkan posisi DPR RI.

Mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 dan priode 2004-2009 dari daerah pemilihan Sumut ini memaparkan kecurigaannya, sebab walaupun Sekjen DPR RI sudah berganti, tetapi proyek-proyek kontroversial selalu dimunculkan.

"Dulu citra DPR buruk akibat adanya anggaran renovasi rumah dinas, kemudian  pengadaan computer dan mesin cuci. Periode berikutnya proyek renovasi rumah dan pembangunan gedung baru," katanya.

Irmadi melontarkan keheranannya atas fasilitas ruang Banggar DPR RI yang direnovasi, terutama kursi yang diimpor dari Jerman. Menurutnya, kursi semewah itu, tidak pernah dipakai anggota Parlemen Jerman.

"Ini sudah tidak logika. Saya sudah pernah melihat ruangan Parlemen Jerman. Walaupun Jerman merupakan negara maju, kursi yang demikian tidak dipakai, sedangkan kita negara miskin memakai kursi semewah itu," tandas Irmadi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved