Tidak Ada Latihan Khusus Kenali Tandatangan Nasabah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Citibank mengaku tidak memberikan pelatihan khusus terhadap teller guna mengenali tandatangan nasabah. Hal itu disampaikan Setyo Widodo, Cash Supervisor Citibank cabang Landmark saat menjadi saksi bagi terdakwa Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (20/12/2011).

"Tidak ada pelatihan khusus untuk mengenali tandatangan (nasabah)," kata Setyo dihadapan majelis hakim yang diketuai Suko Harsono.

Kedua terdakwa didakwa memproses 62 formulir transfer ilegal yang diterima dari Inong Melinda Dee. Novianty Iriane memproses formulir transfer yang tidak sesuai dengan standar prosedur transaksi pemindahbukuan dana,  sebanyak 43 kali transaksi. Sementara Betharia Panjaitan memproses 19 kali transaksi.

Sementara saksi lainnya, Apriana Chandra yang menjabat sebagai Branch Service Area, mengatakan tugas terdakwa adalah mengecek kelengkapan formulir transfer antara lain seperti identitas dan tandatangan.

"Setiap transaksi, costumer harus datang langsung, kalau tidak bisa boleh diwakilkan dengan surat kuasa," kata Apriana.

Ariana mengatakan saat karyawan baru bekerja di Citibank, pihaknya mensosialisasikan standar operasional prosedur (SOP). Saat itu, karyawan mendapatkan cara memverivikasi data termasuk tandatangan.

"Di sosialisasikan pada waktu job training, ketika para karyawan pertama kali masuk," tukasnya.

Novianty dan Betharia didakwa dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan jo pasal 55 ayat 1 KUHP jo pasal 65 ayat 1 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Keduanya diduga berperan dalam aksi pembobolan dana nasabah Citigold yang dilakukan Inong Malinda Dee dalam rentang waktu Februari 2007 hingga Februari 2011.