Mudik Lebaran 2011
Augi Gustamawan, Spesialis Mudik Gratis
Augi Gustamawan sekarang telah merasa menjadi seorang "mudiker" sejati jelang lebaran tiba.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DIA bukanlah orang keturunan jawa, bukan pula sunda. Dia adalah orang betawi asli. Namun Augi Gustamawan sekarang telah merasa menjadi seorang "mudiker" sejati atau orang yang akan pulang mudik ke kampung halamannya di luar Jabodetabek jelang Lebaran tiba.
Bukan hanya pemudik sejati, lelaki berusia 34 tahun ini juga menyatakan kalau dirinya kini adalah spesialis mudik-mudik gratis. Pada saat bulan Ramadhan berjalan sepekan, teknisi gedung di seputar Jl Jaksa, Jakarta Pusat, ini sibuk mencari penyelenggaraan mudik gratis yang digelar oleh banyak pihak.
Ditemui saat akan mudik gratis dengan Kapal Perang RI Banjarmasin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (27/8/2011), Augi bercerita asal muasal dirinya menjadi pemudik sejati. "Saya asli betawi, tetapi sejak menikah sama istri saya yang dari Magelang, dulu saya jarang keluar kota, tetapi setelah menikah hampir setiap Lebaran saya pulang ke kampung istri saya," ujar Augi.
Augi menikah dengan Setyo Handayani yang asli Pakis, Magelang pada 2003. Tetapi Augi tidak langsung mencari mudik gratisan. Pada awalnya, Augi dan Setyo sering pulang kampung dengan menumpang angkutan umum. Namun lama-lama, setelah banyak mendengar adanya angkutan mudik gratis bersama komunitas tertentu.
Ayah dua anak ini mulai mendengar adanya program mudik gratis sejak bulan Ramadhan tahun 2006. Saat itu, Augi mendaftar mudik bareng PDI Perjuangan. Sukses pertama dengan PDI-P, membuatnya ketagihan. Pada tahun-tahun berikutnya, dia bersama keluarganya pun selalu mengincar mudik gratis.
Pada 2007, Augi mencoba merasakan mudik dengan menggunakan sepeda motor bersama Astra Honda Motor (AHM). Tahun berikutnya, program mudik Partai Demokrat pun menjadi sasarannya.
"Terus terang kami suka naik yang gratis karena membantu kami. Selain mebantu ekonomi, karena sudah pengalaman jadi kami merasa lebih aman ikutan program seperti ini," ujarnya.
Setelah mencoba moda transportasi darat tersebut selama beberapa tahun dan beberapa penyelenggara, Augi akhirnya mencoba menggunakan moda laut. Mobilisasi pemudik dengan kendaraan roda dua mereka dengan menggunakan kapal laut dianggap bakal membantu. Selain sangat aman, juga bebas dari kemacetan.
Rencananya, kapal yang menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tersebut sampai di tujuan pada hari Minggu (28/8/2011) pukul 15.00 waktu setempat. Dengan demikian, Augi memiliki kesempatan untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor Honda Blade-nya.
Bila tidak ada masalah, jelasnya, sesampainya di Semarang, Augi akan mengendarai motor ke kampung istrinya. Semantara Setyo bersama dua anak mereka akan menggunakan angkutan bus antar kota.
"Ini adalah pengalaman baru mudik bagi kami. Saya sendiri baru mau merasakan naik kapal, dan anak-anak saya juga. Jadi ini akan menarik. Sayangnya saya tidak tahu apakah akan ada program serupa buat kembalinya ke Jakarta," ucapnya