TKW Dipancung di Arab Saudi
Denny Indrayana Berkicau Soal Pemancungan Ruyati
Denny Indrayana, Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan KKN berbagi informasi tentang persoalan hukum TKI di luar negeri.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Denny Indrayana, Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan KKN berbagi informasi tentang persoalan hukum TKI di luar negeri. Melalui akun twitter @dennyindrayana, kultwit sebanyak 36 butir ini dibuat selama kurang lebih 17 menit menggunakan twitter via web.
Berikut kutipan kultwit Denny Indrayana yang dibuat mulai pukul 19.01 - 19.17 WIB, hari Rabu 22 Juni 2011:
Tweeps, saya akan berbagi informasi terkait persoalan hukum TKI di luar negeri. Mohon perkenannya menyimak.
Pertama & utama hukuman mati Alm. Ibu Ruyati binti Satubi adalah duka kita semua. Smoga keluarga almarhumah diberi ketabahan
Satu nyawa yg hilang terlalu berharga. Nyawa tak tergantikan dg apapun. Mari berdoa arwah almarhumah diterima dg baik di sisi Allah SWT.
Dalam kasus Alm. Ibu Ruyati, pemerintah telah berupaya untuk membantu kebebasan ybs, melalui proses hukum di Arab Saudi
RI tlh mlayangkn nota protes kpd Kemlu Arab Sauydi yg mengecam plaksanaan hukuman tnp perhatikn praktek internasional yg blaku
Dlm hal bantuan hkm, Pwakilan RI di Arab mngirim 2 Nota Diplomatik ke KemLu Arab, No. 1948 tgl 19 Mei 2010 & No. 2986 tgl 14 Agust 2010
Kedua nota tsb intinya minta Perwakilan RI diberi akses kekonsuleran seluas-luasnya, tmsk info ttg jadwal sidang
Almarhumah Ruyati dihukum qishas atas pembunuhan ibu majikannya (Khairiyah Hamid/64 thn)
Dlm proses hukum, Ruyati sjk awal mengakui pbuatanny dg cara membacok kepala korban bbrp kali dg pisau & menusuk leher korban
Motif pbunuhn krn kesal srg dimarahi ibu majikan, krn gaji tdk dibayar slma 3 bln & tdk mau mmulangkn meski diminta
Selama persidangan, almarhumah Ruyati didampingi 2 penerjemah, dihadiri 2 staf KJRI Jeddah
dlm proses investigasi o/ Badan Investigasi Makkah & reka ulang di TKP, Ruyati selalu didampingi penerjemah & staf KJRI Jeddah
Mnrt ketentuan hukum di Arab Saudi, eksekusi hukuman mati bisa dibatalkan jika keluarga korban memaafkan pelaku pembunuhan.