Teror Bom Buku
Pelaku Teror Bom Buku Gunakan Jurus Booby Trap di Soviet
cara-cara bom buku dan teror surat termasuk serangan teroris dengan istilah booby trap. Cara-cara ini sempat menjadi trend di Uni Soviet.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan teroris memiliki cara baru untuk menghantui penduduk Indonesia. Tidak lagi berupa bom high explosive, teror dilakukan dengan bom low explosive. Bukan hanya itu, teror pun kini disebar melalui teror surat.
Teror surat ini menimpa Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol Ondang Sutarsa B.S. Surat dikirimkan melalui jasa pos ke alamat rumah dinas Kapolda DIY, di Jl. Laksda Adisucipto Km 6 Jogjakarta, Rabu (16/3/2011).
"Teror surat ini juga dikirim ke Kapolres Sleman, Dandim Sleman, pihak Senayan City, Plaza Senayan, dan hotel bintang lima di Bandung," ujar Pengamat Intelijen Dynno Chressbon kepada tribunnews.com di Jakarta, Kamis (17/3/2011).
Menurutnya, cara-cara bom buku dan teror surat termasuk serangan teroris dengan istilah booby trap. Cara-cara ini sempat menjadi trend di Uni Soviet.
"Kalau di Soviet itu menggunakan boneka. Tapi di Indonesia, itu berubah," katanya seraya menyebut, booby trap pernah diadopsi kelompok teroris Abdullah Sunata.
"Booby trap ini pernah digunakan kelompak Abdullah Sunata dalam bentuk bom ojeg dan becak. Lalu menyusul di Poso dalam bentuk bom termos, dan senter," urainya.