Teror Bom Buku
Kapolda: Ledakan Bom Buku Akibat Miskoordinasi
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Pol Sutarman mengakui bahwa ledakan bom yang terjadi di halaman kantor KBR68H Selasa (15/3/2011)
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Johnson Simanjuntak

Courtesy TVone/TRIBUNNEWS/Bian
Tangan Kasat Reskrim Kompol Dody Rachmawan berusaha mencabut baterai/trigger/Pemicu Bom dari paket buku tersebut dengan pisau sambil air terus menyiram buku tersebut. Dam Bom Meledak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Pol Sutarman
mengakui bahwa ledakan bom yang terjadi di halaman kantor KBR68H Selasa
(15/3/2011) akibat masih adanya koordinasi yang kurang baik antara
aparat polisi di lapangan.
Dari empat paket bom buku yang yang diketahui dikirim ke empat tempat berbeda dalam kurun waktu tiga hari ini, hanya bom yang dikirim ke kantor KBR68H karena diotak-atik sebelum tim penjinak bom datang yang mengakibatkan hilangnya sebagian tangan kiri Kasat Reskrim Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan.
Menurut Sutarman, sebetulnya pihak kepolisian mempunyai prosedur tetap, kalau kantor polisi ditelepon seseorang ada ancaman bom melalui telepon itu sudah ada prosedurnya, dari kantor yang dihubungi itu untuk segera menghubungi gegana dan gegana akan datang ke tempat tersebut.
"Sudah ada mekanisme seperti itu. Jadi kemarin memang masih ada mis di sana pada saat itu. Mungkin saat itu dianggapnya bukan bom," kata Sutarman saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/3/2011).
Sutarman pun mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil orang-orang yang mengetahui meledaknya bom di Utan Kayu, Jakarta Timur.
"Kita akan panggil semuanya termasuk Kapolseknya karena berada di sana, kita akan menanyakan bagaimnana lanhkah-langkah yang dilakukannya, termasuk satpamnya yang sekarang masih di rumah sakit. Itu seluruhnya akan dilakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan-ketangan sepanjang itu," jelas Sutarman.
Kapolda Metro Jaya pun belum mengetahui siapa yang memberikan arahan kepada Kompol Dodi untuk menjinakan bom tersebut.
"Itu Kompol Dodi-nya belum bisa ditanya. Nanti kita masih menungghu lebih lanjut pada saat menyiram itu kan dia menelepon. Yang dia telepon itu siapa, gegana atau bukan makanya kita sedang telusuri kesana," jelasnya.
Dari empat paket bom buku yang yang diketahui dikirim ke empat tempat berbeda dalam kurun waktu tiga hari ini, hanya bom yang dikirim ke kantor KBR68H karena diotak-atik sebelum tim penjinak bom datang yang mengakibatkan hilangnya sebagian tangan kiri Kasat Reskrim Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan.
Menurut Sutarman, sebetulnya pihak kepolisian mempunyai prosedur tetap, kalau kantor polisi ditelepon seseorang ada ancaman bom melalui telepon itu sudah ada prosedurnya, dari kantor yang dihubungi itu untuk segera menghubungi gegana dan gegana akan datang ke tempat tersebut.
"Sudah ada mekanisme seperti itu. Jadi kemarin memang masih ada mis di sana pada saat itu. Mungkin saat itu dianggapnya bukan bom," kata Sutarman saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/3/2011).
Sutarman pun mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil orang-orang yang mengetahui meledaknya bom di Utan Kayu, Jakarta Timur.
"Kita akan panggil semuanya termasuk Kapolseknya karena berada di sana, kita akan menanyakan bagaimnana lanhkah-langkah yang dilakukannya, termasuk satpamnya yang sekarang masih di rumah sakit. Itu seluruhnya akan dilakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan-ketangan sepanjang itu," jelas Sutarman.
Kapolda Metro Jaya pun belum mengetahui siapa yang memberikan arahan kepada Kompol Dodi untuk menjinakan bom tersebut.
"Itu Kompol Dodi-nya belum bisa ditanya. Nanti kita masih menungghu lebih lanjut pada saat menyiram itu kan dia menelepon. Yang dia telepon itu siapa, gegana atau bukan makanya kita sedang telusuri kesana," jelasnya.