Teror Bom Buku
Wawan Purwanto Tak Yakin Bom Buku Pengalihan Isu
Pengamat Intelijen Wawan Purwanto mengaku, sulit untuk menganalisa bom buku di tiga lokasi berbeda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadinya bom yang dibungkus dalam sebuah buku menjadi modus terorisme baru. Setelah berbagai teror yang dilakukan, melalui bom di hotel-hotel, tempat wisata di Bali dan beberapa tempat ibadah, kini ada paket bom.
Pengamat Intelijen Wawan Purwanto mengaku, sulit untuk menganalisa bom buku tersebut, meski sasarannya bukanlah orang yang aneh untuk diancam pembunuhan, Ulil Absar Abdalla, salah satu pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang selama ini juga menjadi sasaran ancaman pembunuhan.
"Ini memang agak rumit," kata Wawan Purwanto kepada tribunnews.com, Selasa malam (15/3/2011) kemarin.
Menurutnya, untuk menganalisis motif dari pengiriman bom yang akhirnya menyebabkan tangan seorang polisi terancam diamputasi ini, perlu kajian dari berbagai aspek. Apalagi, berbagai permasalahan terjadi di negeri ini.
"Tapi kalau pengalihan isu, terhadap isu yang mengguncang pemerintahan saat ini saya tidak yakin," ujarnya seraya menyesalkan, banyak masalah sosial yang kandas untuk diselesaikan secara tuntas.
"Sekarang banyak terjadi masalah sosial di negeri ini, masalah sentimen agama seperti tidak pernah bisa diselesaikan," ungkapnya.
Dia menambahkan, pihaknya masih mendalami masalah yang sempat memanas di Indonesia. Sebut misalkan saja, soal Ahmadiyah yang belum tuntas.
"Demikian juga dengan kasus Abubakar Ba'asyir, kemungkinannya masih banyak. Saat ini kita sedang menelisik, kenapa Ulil yang menjadi sasaran, dan motifnya apa," imbuhnya.