Kasus Sisminbakum
Atur Strategi Sebelum ke Gedung Bundar
"Gimana Pak Yusril?" Sapa salah satu wartawan televisi swasta menanyakan kesiapan dirinya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pagi itu, Kamis (1/7/2010), pukul 10.00 cuaca kawasan perbelanjaan Blok M cerah, bersahabat. Tak terlalu panas. Dari balik pintu bercat putih, tembus ke dalam hotel Gran Mahakam, seorang lelaki lekat dengan balutan jas hitam, gontai berjalan, tapi pasti, sambil mengumbar senyum.
"Gimana Pak Yusril?" Sapa salah satu wartawan televisi swasta menanyakan kesiapan dirinya, yang tak lama akan diperiksa sebagai tersangka perkara Sistem Administrasi Badan Hukum. Perkara yang bermula saat dirinya masih didapuk Menteri Hukum dan HAM, satu dasawarsa lalu.
Beberapa pria berjas dengan dasi mengapit lekat kerah baju mereka, mengekor Yusril. Sekitar delapan orang bersamanya. Berikut simpatisan PBB. Mereka lah pengacara Yusril. Di salah satu kamar hotel, diskusi mengalir, mereka mengatur strategi pembelaan bagi Yusril.
Assegaf, di antara pria berdasi itu nampak mendampingi Yusril. Yusril mengeluarkan maklumat. Dirinya tetap akan datang ke Gedung Bundar bukan sebagai tersangka. "Kami mendatangi bukan memenuhi panggilan tapi mempertanyakan sesuatu," ucap Yusril, sekeluarnya dari Gran Mahakam. Tak lama ia masuk ke Volvo hitam di depannya, menuju Kejaksaan Agung. (*)