Markus di Mabes Polri
Susno: Kenapa ada Tawar-menawar Jabatan?
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Susno Duadji membantah jika dirinya didekati Polri agar tidak bernyanyi lagi mengungkap praktek markus di Mabes Polri.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Susno Duadji membantah jika dirinya didekati Polri agar tidak bernyanyi lagi mengungkap praktek markus di Mabes Polri. Susno pun membantah jika mantan Kapolri, Jenderal (purn) Sutanto diutus Polri guna menyampaikan misi perdamaian dengan imbalan jabatan struktural.
Nggak ada itu. Siapa yang bilang, katanya, di kediamannya, kawasan Puri Cinere, Depok, Selasa (27/4). Susno justru mempertanyakan pernyataan yang seolah meletakkan dirinya bermusuhan dengan Polri pasca nyanyian nya itu.
Memang saya sampai ribut sama siapa? Saya kan enggak ada ributnya. Saya tidak mau berdamai sama mafia, Polri juga tidak mau damai dengan mafia. Kalau tidak ada perseteruan lalu buat apa harus ada perdamaian? Kenapa ada tawar-menawar jabatan? Dalam berbagai kesempatan saya bilang enggak ada, timpalnya lagi.
Dikatakannya, rusaklah sebuah negara jika semua orang berpikir akan mendapatkan sebuah jabatan jika dirinya mengungkap kebenaran.
"Saya sudah cukuplah dengan jabatan saya yang sekarang. Jabatan saya sekarang kan jadi seorang kakek. Jabatan itu sudah sangat membahagiakan saya," ujarnya.
Susno mengaku tidak tertarik jikapun dirinya ditawari sebagai Deputi BIN, Kepala BNN, ataupun pejabat di Kemenko Polhukam. Saat ditanya apakah dirinya akan menerima jika ditawari posisi sebagai Ketua KPK, karena mayoritas anggota DPR menginginkannya, Susno pun mengaku enggan menerimanya.
Rusaklah negara ini kalau seperti itu. Tidak ada beneran. "Tidak pernah saya berpikir sampai ke situ. Perjuangan saya murni untuk mengungkap kebenaran. Saya tidak sedikit pun berpikir soal jabatan," tutupnya. (*)