Gubernur Banten: MRT Lebak Bulus–Serpong Dorong Ekonomi dan Bangun Peradaban Baru di Jabodetabek
Data Pemkot Tangerang Selatan menunjukkan sekitar 70 persen dari 1,5 juta penduduk kota tersebut beraktivitas hilir mudik ke Jakarta setiap hari.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN – Pembangunan moda raya terpadu (MRT) trase North South Line Extension diproyeksikan membawa banyak manfaat bagi warga Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Proyek ini dinilai bukan sekadar menghadirkan sarana transportasi publik, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun peradaban baru di kawasan Jabodetabek.
Gubernur Banten Andra Soni menegaskan, kehadiran MRT yang menghubungkan Banten dan Jakarta sangat relevan mengingat populasi dan mobilitas penduduk kedua provinsi yang tinggi.
Baca juga: Wakil Walkot Tangsel Pastikan MRT Tangsel Dapat Dukungan Penuh
“Populasi penduduk Banten sama besar dengan Jakarta. Mobilisasi warga antara kedua wilayah juga sangat padat. Kami meyakini, dengan adanya MRT, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten akan semakin terdorong,” ujar Andra dalam keterangannya, Kamis (24/9/2025).
Data Pemkot Tangerang Selatan menunjukkan sekitar 70 persen dari 1,5 juta penduduk kota tersebut beraktivitas hilir mudik ke Jakarta setiap hari.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan menilai perpanjangan jalur MRT dari Jakarta menjadi kebutuhan mendesak.
“Perpanjangan jalur MRT sangat penting bagi warga kami yang sebagian besar bekerja atau beraktivitas di Jakarta,” kata Pilar.
Untuk merealisasikan proyek ini, pemerintah menyiapkan sejumlah opsi pembiayaan, mulai dari G to G loan (government-to-government), skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha), hingga investasi swasta murni dan pembiayaan alternatif lainnya.
Pemprov Banten saat ini terus berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan kelayakan proyek, termasuk pelaksanaan feasibility study (FS) rute MRT North-South Line Extension yang akan menghubungkan Lebak Bulus–Serpong.
“Belum lama ini sudah ada MoU antara MRT dan Sinar Mas Land terkait pelaksanaan FS. Kajian ini akan menilai kelayakan dari berbagai aspek,” jelas Andra.
Rapat koordinasi juga telah digelar bersama Kementerian Perhubungan, PT KAI, Direksi MRT, dan para kepala daerah di wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Kajian mencakup kesiapan kelembagaan, finansial, serta faktor teknis lainnya.
Andra menekankan bahwa proyek MRT Banten–Jakarta ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Namun, ia mengakui proses pembangunan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat karena harus melalui berbagai tahapan.
“Kami akan berupaya maksimal agar pembangunan MRT ini dapat terealisasi dengan baik. Meski eksekusinya tidak bisa segera, koordinasi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak merupakan langkah positif,” ujarnya.
Baca juga: MRT Jakarta Mulai Studi Jalur dari Lebak Bulus ke Serpong, Target Rampung Setahun
Layanan Kereta Api Petani dan Pedagang Dapat Pujian, Begini Respons PT KAI |
![]() |
---|
Situasi Jakarta Kondusif, Operasional TransJakarta Kembali Normal 100 Persen |
![]() |
---|
Kenakan Batik Cokelat Wapres Gibran Datangi Rumah Andika Pelajar yang Tewas Usai Demo di DPR |
![]() |
---|
Kemenag Gelar Bimtek Penceramah Islam 2025 Gratis, Catat Jadwal, Syarat dan Cara Daftarnya |
![]() |
---|
Mengenal Apa Itu Sesar Baribis, Sesar Aktif yang Melintasi Selatan Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.