Pengakuan Dua Korban Pencabulan Ayah Angkat sekaligus Kiai di Bekasi: Disetubuhi sejak Kecil
Ayah angkat sekaligus kiai di Bekasi tega mencabuli anak angkat dan keponakannya sejak masih duduk di bangku SD. Kini dia jadi tersangka.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
Ketika itu, modus Masturo yakni mengajak SA untuk pergi ke rumah nenek. Namun ternyata korban justru diajak ke kamar pelaku dan berujung pencabulan.
"Di situ dia baru melakukan persetubuhan ke aku," ujar SA.
Akibat pencabulan tersebut, alat vital SA mengalami pendarahan pada keesokan harinya. Mulanya, SA menduga pendarahan di alat vitalnya karena dirinya tengah menstruasi pertama.
Namun ternyata hal tersebut akibat tindakan bejat yang dilakukan oleh Masturo sebelumnya.
"Di situ jujur aku merasakan sakit banget (di alat vital) karena memang mau jalan pun sakit banget. Sampai pada pagi harinya, ada pendarahan tapi tuh nggak full dua hari gitu."
"Terus aku tanya ke teman aku, 'kalau mens tuh berapa hari sih?' kalau aku (teman SA) seminggu. Kok aku cuma dua hari, ya? Ternyata aku memang nggak mens," kata SA.
SA mengaku terakhir kali dicabuli oleh Masturo pada bulan Ramadan 2025.
Sementara, ZA turut dilecehkan oleh Masturo dengan modus memintanya mengirimkan video ketika tengah mandi dan diiming-imingi sejumlah uang.
Dia mengaku hal tersebut dialami olehnya ketika berkuliah.
"Setiap dia minta video aku lagi mandi, setiap setelah mengirim transferan uang, dia selalu bilang 'ayah, kirim transfer uang tanpa kamu minta, kamu nggak kirim ayah video, masa harus ayah minta," cerita ZA.
ZA mengaku sudah dilecehkan dan dicabuli Masturo sejak kelas 2 SMP. Adapun momen memilukan tersebut pertama kali dialaminya ketika pulang ke rumah dari ponpes.
"Terus sampai 2 SMP, dia ngelakuin hal kayak gitu waktu saya tidur. Buka baju aku dan melakukan persetubuhan juga di situ," cerita ZA.
Alasan Korban Tak Beritahu Siapapun: Tidak Pernah Dipercaya Keluarga Pelaku
Pada kesempatan yang sama, pendamping korban, Wulan Mustika, menyebut alasan SA maupun ZA tidak pernah melaporkan tindakan biadab Masturo ke keluarga pelaku.
Menurut Wulan, cerita yang disampaikan SA dan ZA saat masih kecil tidak pernah dipercaya oleh keluarga besar pelaku.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.