3 Bantahan Kepala SMKN 1 Cikarang Barat Terkait Perundungan Siswa, Korban Alami Patah Tulang Rahang
Polres Metro Bekasi tetapkan lima tersangka kasus perundungan siswa SMKN 1 Cikarang Barat yang terjadi di luar sekolah dan sebabkan rahang patah.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Pravitri Retno W
Hal ini disebabkan oleh adanya surat edaran libur dari dinas pendidikan terkait aksi unjuk rasa besar-besaran.
“Waktu itu kan sekolah diliburkan karena ada demo besar dua hari,” jelasnya, dikutip dari TribunBekasi.com.
Kondisi seperti itu mengakibatkan siswa tidak berada dalam pengawasan penuh pihak sekolah.
Baca juga: Tekanan Sosial, Perundungan, hingga Media Digital Perparah Krisis Mental Remaja
3. Siswa Sekolah Lain Terlibat
Menurut Bambang, pelaku perundungan merupakan kelompok bernama Basis (Barisan Siswa), yang anggotanya berasal dari berbagai sekolah, bahkan ada yang sudah tidak berstatus pelajar.
“Ini ada kelompok yang namanya Basis, singkatan dari Barisan Siswa. Nah itu tuh anggotanya dari beberapa sekolah di luar. Kenyataannya lintas sekolah, bahkan ada yang sudah lulus,” tuturnya.
Dengan temuan tersebut, kesalahan tidak dapat dilimpahkan sepenuhnya ke SMKN 1 Cikarang Barat.
"Nah itu memang dia bikin barisan di lapangan itu, lapang Irepo itu ya. Bikin barisan, karena di situ ada anak main layangan katanya, supaya dia nggak nyoting, nggak apa itu ditutup, pakai barisan gitu, seperti itu tadi," sambungnya.
Baca juga: 3 Fakta Kasus Perundungan Siswi di Depok: Pelaku Live Instagram, Diduga Ada Motif Asmara
Kata Orang Tua Korban
Ayah korban, Indra Prahasta (41), menjelaskan anaknya dipanggil kakak kelas saat jam istirahat sekolah.
Korban dibawa ke lapangan di belakang gedung sekolah.
Di sana, korban dipaksa jongkok dengan wajah menatap ke langit.
"Mereka berjejer ada sekitar 13 orang yang mukulin anak saya satu per satu. Satu orang bisa mukul sampai delapan kali. Setelah selesai, bergeser, lalu giliran lain," paparnya, Jumat (19/9/2025).
Motif perundungan yakni korban berfoto dengan siswi dari jurusan lain.
Dalam peraturan kakak kelas, siswa dilarang berkomunikasi dengan siswi yang berbeda jurusan.
Selain dipukul, korban diintimidasi agar tak melapor ke orang tua.
Baca juga: Siswa SMP Korban Perundungan Tusuk Teman Sekolah di Bondowoso
"Jadi alasannya gak masuk akal bagi kami pihak keluarga. Yang kita sesalkan juga jam sekolah anak tuh bisa keluar-keluar. Padahal itu jam istirahat sih," bebernya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.