Diplomat Muda Tewas di Menteng
Arya Daru Dinilai Alami Burnout Sebelum Tewas, DPR Akan Panggil Kemenlu untuk Bahas Pengelolaan SDM
Dave Laksono menyebut DPR akan memanggil perwakilan Kemenlu buntut temuan Apsifor soal Diplomat Arya Daru alami burnout sebelum ditemukan tewas.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono turut menanggapi temuan Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) yang menyebut Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan memiliki dinamika psikologis yang kompleks sebelum ditemukan tewas di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 lalu.
Diketahui Arya Daru ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya dengan kondisi kepala yang terlilit lakban kuning dan kakinya tertutup selimut.
Dave Laksono menyebut Komisi I DPR RI akan menanggapi serius soal temuan kondisi psikologis Arya Daru yang dinilai alami burnout sebelum ditemukan meninggal di kosnya.
Meski demikian, Politisi Golkar itu mengakui pekerjaan sebagai diplomat memang kerap diiringi dengan tekanan yang tinggi.
Karena tekanan ini tak hanya datang dari beban kerja saja, tapi juga tuntutan administratif hingga dinamika politik internasional.
"Terkait temuan Apsifor yang menyebut burnout sebagai penyebab kematian, Komisi I DPR RI menanggapi ini dengan sangat serius."
"Beban tugas diplomat kerap diiringi tekanan tinggi, baik dari sisi beban kerja, dinamika politik internasional, maupun tuntutan administratif," kata Dave dilansir Kompas.com, Rabu (30/7/2025).
Jika memang burnout ini miliki kontribusi besar pada kematian Arya Daru, maka Dave menilai sistem pendukung dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di Kemenlu harus dievaluasi.
Untuk itu pihaknya berencana memanggil perwakilan Kemenlu untuk membahas kematian Arya Daru ini.
Dalam kesempatan tersebut Dave menyebut pihaknya juga akan meminta keterangan Kemenlu terkait program dukungan kesehatan mental bagi para diplomat.
Diharapkan pemanggilan Kemenlu ini bisa menjadi sarana perumusan perbaikan sistemik pada kesejahteraan pegawai di Kemenlu.
Baca juga: Anggota Komisi III DPR Minta Polisi Lakukan Penyelidikan Lanjutan Kasus Kematian Diplomat Arya Daru
"Dalam waktu dekat, Komisi I berencana memanggil perwakilan Kemlu untuk mendapatkan keterangan resmi seputar mekanisme penugasan, rotasi, serta program dukungan kesehatan mental bagi para diplomat."
"Tujuannya bukan mencari kesalahan individu, melainkan merumuskan rekomendasi perbaikan sistemik agar keseimbangan antara profesionalisme dan kesejahteraan pegawai senantiasa terjaga."
"Kami menekankan bahwa pengabdian yang luar biasa dari diplomat-diplomat kita harus didukung oleh lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan," jelas Dave.
Arya Daru Hadapi Dinamika Psikologis yang Kompleks
Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw membeberkan kondisi psikologis dari Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, 8 Juli 2025.
Pemeriksaan psikologis Arya Daru ini dilakukan oleh tujuh psikolog dengan pendekatan autopsi psikologis.
Prosesnya pun melibatkan keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal Arya Daru, untuk diwawancara dan dimintai keterangan soal kepribadian sang diplomat.
Selain itu pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis.
Baca juga: Keluarga dan Tetangga Meyakini Arya Daru Tewas Bukan karena Bunuh Diri
Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa Arya Daru memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring.
Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.
Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Nathanael mengungkap Arya Daru seorang pekerja kemanusiaan yang memikul berbagai tanggung jawab, pelindung, pendengar, dan penyelamat (rescuer) bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis.
Hal itu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan psikologis, dan sensitivitas sosial.
Baca juga: Teka-teki Keberadaan Handphone Arya Daru yang Dipakai Sehari-hari, Terakhir Terlacak di GI
Dalam bahasa psikologis, almarhum mengalami burnout (kelelahan mental), compassion fatigue (kelelahan karena kepedulian), serta terpapar penderitaan dan trauma.
Apsifor menyimpulkan almarhum memiliki karakteristik kepribadian yang cenderung menekan dan menyembunyikan apa yang dirasakan.
"Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," kata Nathanael dalam konferensi pers pengungkapan kasus kematian Arya Daru di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Istilah psikologis merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan proses mental manusia. Ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, berperilaku, dan merespons terhadap lingkungan atau situasi tertentu.
Namun di sisi positif, Arya Daru dikenal di lingkungannya sebagai pribadi berkarakter, suportif terhadap rekan kerja, pekerja keras, dapat diandalkan, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Baca juga: Arya Daru Tewas dengan Wajah Tertutup Plastik dan Dilakban, Oegroseno: Ada Bunuh Diri Pakai Lakban?
Arya Daru Meninggal karena Mati Lemas
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengungkap penyebab kematian Diplomat Arya Daru setelah dilakukan rangkaian penyelidikan oleh polisi.
Menurut Kombes Wira, dapat disimpulkan bahwa Arya Daru meninggal karena mati lemas.
Selain itu tak ada juga indikasi keterlibatan pihak lain dalam proses kematian Arya Daru ini.
"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Kombes Wira dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).
Pernyataan Kombes Wira ini didukung dengan hasil pemeriksaan forensik yang diungkap Dokter Forensik dari RSCM, Dokter Yoga Tohjiwa.
Menurut Dokter Yoga, Arya Daru meninggal karena gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas hingga menyebabkan mati lemas.
"Maka sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas," ungkap Dokter Yoga.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reynas Abdila)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.