Jumat, 3 Oktober 2025

Profil dan Sosok

Sosok Prof Adrianus Meliala, Pakar Kriminologi Soroti Kasus Kematian Arya Daru Pangayunan

Pakar kriminologi Prof Adrianus Meilala menyoroti soal kasus tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI Arya Daru Pangayunan.

KOMPAS.com/Muhammad Naufal
KEMATIAN DIPLOMAT KEMENLU - Foto Prof Adrianus Meilala saat ditemui di Mapolres Metro Depok, Senin (7/8/2023). Pakar kriminologi Prof Adrianus Eliasta Sembiring Meilala menyoroti kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan. Berikut sosok dan rekam jejak kariernya. 

- Criminology, S3, Universitas Queensland (1998-2004).

Baca juga: Kompolnas Klaim Tahu Alasan Penjaga Kos Diplomat Arya Daru Mondar-mandir, Kenapa Tak Ketuk Pintu?

Kata Adrianus Meliala soal Kematian Arya Daru

Pakar kriminologi Prof Adrianus Meliala baru-baru ini buka suara terkait dengan kasus kematian diplomat muda Kemenlu, Arya Daru Pangayunan.

Ia menduga, kematian Arya Daru bukan karena pembunuhan, melainkan karena korban mengalami henti napas akibat wajahnya terlakban.

Lebih lanjut, Prof Adrianus juga berbicara mengenai teori tewasnya diplomat muda Kemenlu tersebut.

"Bagi saya selama ini ada tiga teori yang dibicarakan di berbagai kalangan di kasus ini. Pertama teori pembunuhan. Itu kelihatannya sudah lama gugur. Mengingat tidak ada indikasi adanya orang yang break-in, yang masuk ataupun keluar kamar korban tanpa diketahui," kata Adrianus dalam tayangan di akun YouTube SINDOnews TV, Rabu (23/7/2025).

"Dengan kata lain, tidak ada pihak kedua yang menjadi pelakunya," sambungnya.

Oleh karena itu, ia menilai kemungkinan Arya Daru dibunuh mesti dikesampingkan. 

"Lalu yang kedua, kemudian teori bunuh diri. Saya termasuk sebagai orang yang mendorong teori ini. Tapi itu pun juga ada kelemahannya. Karena yang namanya self-asphyxiation atau membuat menghentikan jalan napas sendiri itu adalah bunuh diri yang terlalu menyakitkan," ujarnya.

Karena kata Adrianus ada cara lain yang lebih mudah, misalnya dengan cara minum obat tidur.

"Tapi juga apakah hal itu ada? Apakah ada obat-obat itu dekat dengan korban kita enggak tahu. Karena polisi tidak merilis. Dengan kata lain teori ini ada kelemahan," kata Adrianus.

Karena teori pertama yakni pembunuhan gugur dan teori kedua ada kelemahan, menurut Adrianus masuk ke teori ketiga.

"Maka kita masuk pada teori yang ketiga yang kita sebut sebagai teori fetish tadi," ujarnya.

Fetish adalah ketertarikan seksual yang kuat dan berulang terhadap objek non-genital, seperti benda mati, bagian tubuh tertentu, atau bahkan situasi tertentu, yang dianggap tidak lazim sebagai objek seksual.

Ketertarikan ini bisa berupa benda seperti sepatu, pakaian dalam, atau bagian tubuh tertentu seperti kaki, tangan, atau rambut. Fetish seringkali menjadi bagian dari fantasi seksual seseorang

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Profesor Kriminologi Ungkap Tewasnya Diplomat Kemlu Bukan Karena Pembunuhan, Tapi Antara 2 Hal Ini

 

(Tribunnews.com/David Adi) (Wartakotalive.com/Budi Sam Law)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved