Senator DPD: Pasar di Jakarta Harus Jadi Destinasi Urban Seperti di Seoul
Anggota DPD Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta, Fahira Idris menyambut baik pencanangan Gerakan Pasar Rakyat oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta, Fahira Idris menyambut baik pencanangan Gerakan Pasar Rakyat oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Namun, ia menilai gerakan ini perlu didorong melampaui aspek fisik dan administratif agar Jakarta dapat menjadi percontohan nasional, sebagaimana model pasar rakyat di Korea Selatan.
Gerakan Pasar Rakyat adalah sebuah program revitalisasi ekonomi yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menghidupkan kembali peran pasar tradisional sebagai pusat kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi.
Selain mempercantik fasilitas fisik pasar, gerakan ini juga memberikan ruang yang layak dan tertata bagi para pedagang kaki lima (PKL), serta memperkuat keberadaan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi lokal.
Dalam pelaksanaannya, gerakan ini mengusung strategi digitalisasi dan kolaborasi antar sektor. Penggunaan QRIS dan sistem transaksi elektronik memungkinkan para pelaku usaha kecil untuk beradaptasi dengan era digital.
Menurut Fahira, pasar rakyat idealnya tidak hanya menjadi ruang jual beli, tetapi juga wadah interaksi lintas generasi yang menggabungkan tradisionalitas, teknologi, serta ekonomi kreatif dalam satu ekosistem publik.
Ia mencontohkan Pasar Gyeongdong dan Noryangjin di Seoul yang terintegrasi dengan arsitektur modern, pariwisata budaya, dan ruang interaksi lintas usia, termasuk generasi muda.
"Gerakan pasar rakyat di Jakarta harus menjelma sebagai platform integratif yang menyatukan pelaku UMKM, inovasi digital, ekonomi kreatif, dan interaksi lintas generasi, termasuk Gen Z," kata Fahira di Jakarta, Senin (22/7).
Ia menilai Jakarta bisa mengadopsi beberapa pendekatan strategis agar pasar rakyat tidak tertinggal dalam transformasi kota.
Salah satunya adalah menempatkan pasar sebagai ruang budaya dan publik yang inklusif dengan melibatkan komunitas, seniman, serta kurator budaya dalam desain dan pengelolaannya.
Fahira juga menyoroti pentingnya digitalisasi pasar yang merata dan inklusif. Program digitalisasi yang telah berjalan, seperti transaksi non-tunai lewat QRIS, menurutnya perlu dikembangkan lebih sistematis melalui edukasi digital dan pendampingan di tiap pasar.
Pasar rakyat, menurutnya, juga perlu dirancang ulang agar lebih menarik bagi generasi muda.
Ia mengusulkan kolaborasi dengan perusahaan teknologi untuk menghadirkan zona interaktif, gelaran pop-up market bagi kreator muda, serta integrasi elemen budaya dan teknologi dalam aktivitas pasar.
Selain itu, ia mendorong penerapan sistem tata kelola yang berbasis kinerja dan insentif guna menciptakan standar layanan yang akuntabel dan kompetitif antar pasar.
Terakhir, ia mengusulkan agar pasar rakyat dikembangkan sebagai destinasi urban, melalui kegiatan seperti wisata pasar, pasar malam tematik, dan promosi digital berbasis narasi budaya.
Baca juga: Prabowo Luncurkan Koperasi Desa, Senator DPD Soroti Pentingnya Pendidikan dan Ekosistem
"Pasar-pasar di Jakarta tidak hanya akan menjadi pusat ekonomi rakyat, tetapi juga panggung interaksi sosial yang memikat generasi Z dan kebanggaan kota global berbudaya sebagaimana visi Jakarta," ujar Fahira.
Wali Kota Padang Dampingi Mentan Amran Tinjau Harga Pangan di Pasar Lubuk Buaya |
![]() |
---|
Polisi Dalami Peran Kekasih Pembunuh Serda Rahman Anggota Kodim Wonosobo |
![]() |
---|
HNW: Jambore Pramuka Muslim Sedunia 2025 Ukir Sejarah Berkelas Dunia |
![]() |
---|
Pasangan Lesbian Aniaya Anak di Pasar Kebayoran Lama Jaksel: Korban Dianggap Beban dan Nakal |
![]() |
---|
Cara Daftar Antrian KJP September 2025 Pangan Bersubsidi Pasar Jaya Online, Ini Jadwal Lokasi Bazar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.