Adik yang Bunuh Kakak Kandung di Tangsel Karena Warisan Pernah Terlibat Kasus Judi
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang menjelaskan, motif pembunuhan itu ternyata berkaitan dengan warisan keluarga.
Penulis:
Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Polisi mengungkap fakta lain terkait pria berinisial F alias W (52) yang menjadi pelaku pembunuhan kakak kandungnya di Tangerang Selatan, Banten.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alvino Cahyadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga merupakan residivis kasus perjudian.
"Diduga dari hasil keterangan sementara yang penyidik dapatkan, yang bersangkutan pernah juga tersangkut pidana lain yaitu tindak pidana perjudian," ujar AKP Alvino kepada wartawan, Sabtu (10/5/2025).
Baca juga: Motif Adik Bunuh Kakak Kandung di Tangerang Selatan, Sering Dihina dan Tak Dapat Jatah Rumah Warisan
Sebelumnya, pembunuhan sadis tersebut terjadi di jalan Masjid Darussalam, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (30/4/2025) pagi.
Korban ditemukan tewas dengan luka sayatan akibat senjata tajam jenis celurit yang digunakan pelaku.
Polisi menyebut, pelaku sudah menyimpan niat untuk menghabisi nyawa kakaknya sejak lama.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, dari hasil penyelidikan kita, itu sudah direncanakan dari tahun-tahun ini," lanjut Alvino.
Namun, Alvino menegaskan bahwa penyidik masih akan mendalami lebih lanjut soal bahasa atau kata-kata dari korban yang memicu kemarahan pelaku hingga tega melakukan aksi keji tersebut.
"Karena kami berfokus pada pokok material dan formilnya. Tapi nanti akan kami tetap dalami bagaimana bahasa yang dimaksud," tambahnya.
Motif Adik Bunuh Kakak Kandung di Tangsel
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang menjelaskan, motif pembunuhan itu ternyata berkaitan dengan warisan keluarga.
"Diduga dipicu oleh konflik yang berkepanjangan terkait dengan pembagian harta warisan peninggalan orang tua dari korban dan tersangka," ungkap Victor, Sabtu (10/5/2025).
Victor mengatakan tersangka merasa kesal karena tidak mendapatkan bagian dari rumah warisan yang digadaikan oleh kakaknya.
Baca juga: Warisan Berbuntut Maut di Pamulang Tangerang Selatan, Adik Tersenyum Setelah Bunuh Kakak Kandung
"Dari keterangan tersangka, rumah warisan yang diduga digadaikan oleh kakak-kakaknya, khususnya oleh korban. Itu kemudian tidak dibagikan hasilnya kepada tersangka," kata Victor.
Tidak hanya soal harta, lanjut Victor, tersangka juga sakit hati karena sering direndahkan oleh korban.
Rentetan kekesalan pelaku pun memuncak dan akhirnya gelap mata melakukan perbuatan tersebut.
"Ini kemudian yang menimbulkan kekesalan memuncak, sehingga kemudian tindak pidana ini direncanakan oleh tersangka untuk melakukan pembunuhan kepada korban," jelasnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis, mulai dari pembunuhan berencana hingga Undang-Undang Darurat tentang kepemilikan senjata.
“Terhadap pelaku, penyidik kemudian menerapkan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP dan atau pasal 2 ayat (1), Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 di mana ancaman paling tinggi adalah pidana mati atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama 20 tahun,” ungkap Kapolres.
Kronologis
Peristiwa mengenaskan itu terjadi di jalan Masjid Darussalam, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (30/4/2025) pagi.
Korban tergeletak bersimbah darah pada wajahnya yang diduga telah dibunuh, sekitar pukul 10.30 WIB.
Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi di sekitar TKP diketahui bahwa terduga pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap korban merupakan adik kandung korban.
Baca juga: Firdaus Masih Bisa Santai Senyum ke Tetangga usai Bunuh Kakak di Tangsel, Ribut gara-gara Warisan
Kemudian berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan, pelaku diduga telah menyiapkan senjata tajam berupa celurit yang disembunyikan di balik sweater yang dikenakannya.
Pada hari kejadian, pelaku melihat korban melintas dengan sepeda motor.
Pelaku kemudian mengejar korban hingga berhenti di depan sebuah toko material.
Di lokasi tersebut, pelaku langsung mengacungkan celurit ke arah korban.
"Korban berusaha membela diri dengan mengambil sebatang kayu balok dan meminta pelaku menurunkan senjatanya," papar Victor.
Namun, pelaku tidak mengindahkan permintaan tersebut.
Kemudian korban memukul lengan kiri pelaku dengan kayu untuk melucuti celurit yang pegang pelaku, tetapi kayu yang digunakan patah.
Pelaku langsung mengayunkan celurit ke arah perut korban, yang berhasil dihindari korban, selanjutnya pada ayunan kedua, celurit mengenai pundak kiri korban, menyebabkan luka fatal.
Korban berjalan terhuyung-huyung ke seberang toko material sebelum akhirnya roboh di depan sebuah warung.
Pelaku mendekati korban untuk memastikan korban tidak bergerak lagi, lalu meninggalkan lokasi.
"Usai kejadian itu pelaku mendatangi rumah kakak perempuannya dan mengaku telah menghabisi nyawa korban sambil menunjukkan celurit yang digunakan," pungkasnya.
Rayakan HUT ke-80, PMI Banten Gelar Aksi Kemanusiaan di Kawasan Eks Kesultanan |
![]() |
---|
Jelang Muktamar, Ketua DPW PPP Banten Sebut Sosok Ini Cocok Jadi Ketua Umum PPP |
![]() |
---|
Keluarga Kacab Bank BUMN Ingin Para Tersangka Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Pengacara Keluarga Kacab Bank BUMN Minta Penyidik Terapkan Pasal Pembunuhan Berencana |
![]() |
---|
Keluarga Mohamad Ilham Pradipta Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.