Aksi Indonesia Gelap Harus Murni Dari Pemikiran Mahasiswa, Jangan Sampai Ditunggangi Pihak Tertentu
Kelompok Pendukung Prabowo bernama Gerakan Cinta Prabowo mengkritisi aksi ‘Indonesia Gelap’. Kurniawan, meminta aksi unras dilakukan dalam demokrasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok Pendukung Prabowo bernama Gerakan Cinta Prabowo mengkritisi aksi ‘Indonesia Gelap’.
Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, Kurniawan, meminta aksi unjuk rasa yang digelar untuk mengkritisi kebijakan Presiden Prabowo Subianto agar dilakukan dalam koridor demokrasi.
Sejak awal pekan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap".
Aksi ini digelar serentak di seluruh daerah Indonesia.
"Jika demo ini murni berasal dari pemikiran mahasiswa, kami terima, tapi jika ini ada dorongan dari pihak lain, ini sangat berbahaya," kata Kurniawan pada Kamis (20/2/2025).
Baca juga: Ada Pelantikan Kepala Daerah, Polisi Imbau Aksi Unjuk Rasa Tak Digelar di Sekitar Istana Negara
Dia menduga ada pihak yang sengaja membuat opini publik tentang Indonesia yang dianggap “gelap”.
Upaya itu, kata dia, dilakukan untuk menyudutkan Presiden Prabowo Subianto dan menciptakan ketidakstabilan di Indonesia.
"Ini adalah permainan mereka untuk menyudutkan Pak Prabowo dan menciptakan ketidakstabilan di Indonesia," ujar Kurniawan.
Padahal, menurutnya, negara sedang fokus membangun dan membenahi Indonesia.
Sementara itu, Kuasa Hukum Gerakan Cinta Prabowo, Dony Endrassanto, menyoroti pernyataan mantan aktivis 98, Faizal Assegaf (FA), yang menyerukan kata "revolution".
Menurutnya, seruan itu dapat mengganggu roda pemerintahan yang sedang berjalan dengan baik.
“Kami akan terus memantau perkembangan ini dan melaporkan kepada pihak kepolisian jika ada indikasi yang mengarah pada ancaman terhadap negara,” ujarnya.
Sebelumnya, kelompok massa yang tergabung dalam Forum Pemuda Nusantara (FPN) menggelar aksi damai bela NKRI untuk menolak isu-isu Reformasi terhadap Presiden yang sah, di depan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (19/2/2025).
“Isu Reformasi dan turun ke jalan merupakan gerakan inkonstitusional dan memperkeruh suasana di Jakarta. Banyaknya penumpang gelap terhadap isu Reformasi tersebut dapat mengganggu ketenangan masyarakat Jakarta, khususnya menjelang Bulan Ramadhan 1446 H,” kata Koordinator Aksi, Fauzi.
Lebih lanjut, mereka juga menyerukan agar pihak Kepolisian segera menangkap kritikus Faizal Assegaf dan kroni-kroninya yang telah membuat provokasi soal Reformasi terhadap Pemerintah di ruang publik.
Baca juga: Puncak Demo Indonesia Gelap Hari Ini, Golkar: Lakukan dengan Konstruktif Tapi Tidak Anarkis
Batal Bentuk TGPF, Prabowo Pilih Jalur Lembaga HAM untuk Investigasi Kerusuhan Agustus |
![]() |
---|
Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional |
![]() |
---|
Dirut Akui Kepercayaan Publik ke Pertamina Turun, Konsumen Beralih ke SPBU Swasta |
![]() |
---|
Prabowo Setujui Langkah Menkeu Purboyo Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Belanja |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Direncanakan Hadiri Puncak Hari Santri 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.