Jumat, 3 Oktober 2025

Pembelajaran Tatap Muka

Banyak Siswa Kelas 1 dan 2 SD di Tangsel Belum Bisa Baca, Wali Kota dan Kadis Pendidikan Bersuara

Hampir 2 tahun siswa seluruh tingkat belajar dari rumah, satu di antara dampaknya banyak siswa kelas I dan II SD di Tangsel belum bisa membaca.

TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie 

Wali Kota Tangsel Bakal Evaluasi

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengatakan, akan mengevaluasi sistem pembelajaran siswa SD di wilayahnya.

Hal itu seiring fenomena baru yang terjadi pada siswa kelas II SD, usai setahun lebih menjalani sekolah daring alias online.

Karena kesulitan belajar online saat kelas I, banyak siswa kelas II yang belum bisa membaca.

"Ya enggak apa apa, itu jadi masukan nanti hal hal tersebut supaya disampaikan oleh orang tuanya komunikasinya sama persatuan orang tua murid sampaikan ke gurunya nanti, ada evaluasi apakah pelajarannya khusus membaca atau seperti apa," jawab Benyamin melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021).

"Tapi nanti saya bahas sama kepala dinas pendidikan deh Itu jadi bahan masukan kita," tambahnya.

Benyamin memikirkan sejumlah pilihan untuk merespons kondisi terkait kemampuan membaca siswa itu.

"Ya itu nanti jadi bahan evaluasi untuk apakah diperlukan pelajaran tambahan khusus masalah menulis dan membaca untuk kelas I dan kelas II," kata dia.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie cek
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, mengatakan akan mengevaluasi sistem pembelajaran siswa SD di wilayahnya.

Banyak Siswa SD Belum Bisa Membaca

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, belajar online atau daring di rumah membuat banyak siswa kelas I dan II belum bisa baca.

Untuk kelas II, siswa tidak merasakan belajar membaca secara langsung di kelas, sehingga sulit mengembangkan kemampuan mengenal huruf.

Di SDN 01 Serua, Ciputat, dari 90 siswa kelas II, setengahnya belum bisa membaca.

"Ya kendalanya di kelas ya sudah pasti ya karena mereka sudah setahun kan sekolah online. Ya otomatis gurunya super ekstra."

"Kalau menurut Bu Gurunya, hampir 50%, setengahnya. Kelas satu yang naik kelas dua nih. Karena kelas satu baru berjalan nih," ujar Sri Yuliati, Kepala SDN Serua 01.

Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan, Kafe di Setiabudi Ditutup 3x24 Jam

Sedangkan untuk kelas I, Yuliati tidak menyebutkan prosentase, namun jumlahnya cukup banyak.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved