Eksklusif Tribunnews
Rahayu,Orangtua Mahasiswa di Wuhan: Kepala Saya Tiba-tiba Pusing, Enggak Enak Makan
”Saya panik, saya bingung cari informasi ke siapa. Handphone anak sudah mati, saya buta internet. Jadi saya setiap hari cuma nonton tv biar dapat
Bagaimana saat Anda tahu virus corona muncul di tempat Dista kuliah?
Saya sempat kaget, panik. Kepala saya tiba-tiba pusing berat dan nggak enak makan. Saya benar-benar khawatir. Saya telepon Dista, justru dia yang menenangkan. Katanya dia baik-baik saja dan saya jangan khawatir. Di sana memang katanya ada pasar tradisional yang diduga awal munculnya virus itu.
Tapi dia aman di messnya. Biasanya saya telepon 2-3 hari sekali, tapi sejak ada kasus itu, saya telepon setiap hari.
Baca: VIRAL Kucing Dimasukkan Kantong lalu Dikubur Hidup-hidup saat Pemilik Diisolasi karena Virus Corona
Baca: Menkominfo Sebut Ada 54 Informasi Hoaks soal Virus Corona yang Beredar di Medsos
Apakah ada keluhan dari Dista saat masih Wuhan?
Dia cuma keluhkan harga makanan yang mahal seminggu sebelum imlek. Stok makanan berkurang. Tapi saya awal Januari sempat kirim uang. Ya, meski uangnya juga dari mana-mana. Katanya KBRI juga sempat bantu beri uang untuk beli bahan makanan. Selain itu dia juga tidak bisa ke mana-mana. Karena harus tetap berada di mess.
Apa Dista sempat minta pulang?
Enggak. Dia tenang saja. Yang penting dia ngikutin peraturan pemerintah saja. Dia nyaman. Cuma nggak bisa ke mana-mana, cuma di mess saja. Dia sekamar dua orang. Tapi temannya sudah pulang Januari ini, jadi dia sendiri. Teman sekamarnya orang Indonesia satu kampus di sana.
Apakah sempat ada sedikit rasa menyesal mengizinkan Dista kuliah di China?
Kalau itu nggak, karena dia kan menuntut ilmu. Itu kan musibah aja. Nggak nyesal. Kan buat pengalaman anak juga.
Memang bagaimana awalnya, Dista bercita-cita kuliah di luar negeri?
Dulu saya selalu berpesan, capailah ilmu setinggi langit. Carilah ilmu sampai ke negeri China. Meskipun kita orang begini, tapi kan kalau anak pintar kami bangga. Orangtua nggak bisa kasih harta, tapi bisa kasih ilmu yang vermanfaat. Mau kasih banda (barang) juga nggak ada.
Baca: Warga Ranai Natuna Pilih Mengungsi ke Pulau Lain Karena Takut Virus Corona
Biar dia cari pengalaman. Malah Dista bilang nanti S2 mau ke Belanda. Katanya mau membanggakan ibu. Ambisinya mencari ilmu memang luar biasa. Dia memang pinter, supel, pandai bergaul, IP-nya selalu di atas 3.
Bagaimana cerita Dista bisa kuliah di Wuhan?
Dia kuliah di Universitas Mercubuana ambil jurusan Teknologi Informatika. Saat semester 6 dia dapat beasiswa dari kampusnya kuliah di Wuhan. 2 September 2019 dia berangkat ke China. Rencananya selesai kuliah dan kembali ke Indonesia sekitar Juli 2020.

Apakah sudah ada pihak Pemerintah atau kampus yang menghubungi Anda?
Baru pihak kampus. Mereka kemarin datang ke sini, menanyakan kabar. Karena mereka telepon Dista nggak bisa. Biasanya kan langsung ke Dista berkabarnya. Kampus telepon terus saat kasus itu. Cukup perhatian.
Nanti saat Dista pulang, apa yang Anda minta?
Saya cuma minta dia harus wisuda. Jangan sampai nggak lulus. Kalau lewat masa kuliahnya 8 semester saya nggak mau biayain. Saya sehari-hari cuma jualan di warung kelontong bersama bapaknya.
Baca: Penyebab Warga Tolak WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna Versi Menko PMK
Tanggapan keluarga dan tetangga mengenai Dista yang kuliah di Wuhan?
Mereka dukung saya. Mereka selalu mendoakan. Saya juga minta kepada mereka agar selalu mendoakan dan Dista diberikan kesehatan.