Rabu, 1 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Rahayu,Orangtua Mahasiswa di Wuhan: Kepala Saya Tiba-tiba Pusing, Enggak Enak Makan

”Saya panik, saya bingung cari informasi ke siapa. Handphone anak sudah mati, saya buta internet. Jadi saya setiap hari cuma nonton tv biar dapat

Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM/MUHAMMAD YUSUF
Rahayu, orang tua Dista. Kini, ia sudah lega karena putra kesayangannya sudah berada di Kepulauan Natuna untuk menjalani observasi sebelum pulang ke rumah.Dista adalah salah satu yang mendapat kesempatan kuliah di di Wuhan University of Technology. 

Laporan wartawan Tribun Network, Muhamad Yusuf

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-”Kejarlah ilmu sampai ke negeri China", itulah yang selalu disampaikan Rahayu (56), kepada putra semata wayangnya Dista Wahyu Prasetyo (21).

Sebagai anak yang berbakti, Dista mencoba mewujudkan pesan sang ibu itu. Ia pun kemudian mendapatkan beasiswa dari kampusnya, Universitas Mercubuana, untuk melanjutkan studi di Wuhan University of Technology.

Namun meski cita-cita untuk kuliah di luar negeri berhasil dicapai Dista, belakangan Rahayu justru merasa khawatir. Pasalnya, kota tempat anaknya menuntun ilmu itu kini sedang dijangkiti wabah virus corona yang mematikan. Sebagai orang tua, Rahayu pun berharap putranya bisa segera kembali ke rumah.

Dista saat ini memang sudah berhasil ke luar dari China. Namun bersama 238 WNI lainnya dari Wuhan, untuk sementara mereka harus dikarantina dulu di Natuna, Kepulauan Riau.

Baca: Ibu Hamil Teinfeksi Korona, Detik-detik Melahirkan Langsung Tak Boleh Lihat Bayinya

”Saya panik, saya bingung cari informasi ke siapa. Handphone anak sudah mati, saya buta internet. Jadi saya setiap hari cuma nonton tv biar dapat informasi anak saya,” kata Rahayu.

Wartawan Tribun Network, Muhamad Yusuf, menemui Rahayu di kediamannya di Kampung Blok Sawo, RT 001/06, No 25, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Senin (3/1/2020).

Rahayu saat itu tengah menjaga warung kelontongnya di pinggir Jalan Veteran Pos II, bersama suaminya, Andi (50). Ia kemudian mengajak berbincang di rumahnya yang hanya berjarak kurang lebib 50 meter.

Rumah sederhana berwarna putih coklat itu berada di dalam gang selebar 1,5 meter. Di ruang tamunya terdapat gambar Garuda Pancasila yang dibingkai hitam. Selain itu di ruang tamu berukuran 2x2 meter tersebut terdapat foto saat Dista menjadi anggota Paskibra.

Berikut petikan wawancara wartawan Tribun Network dengan Rahayu

Kapan terakhir kali mendapatkan kabar langsung dari putra Anda?
Terakhir jam 6 sore kemarin. Dia telepon saya, katanya handphone-nya disita. Jadi cuma bisa pakai satu handphone untuk dipakai ramai-ramai satu kelompoknya. Tapi cuma bisa telepon saja. Nggak ada WA (WhatsApp). Jadi saya minta kirim foto nggak bisa.

Bagaimana kondisi Dista saat ini?
Alhamdulillah baik. Saya kemarin cuma khawatir karena saat mau dibawa ke Indonesia infonya cuma 238 WNI saja dari 245 WNI yang ada di Wuhan. Saya takut anak saya tidak termasuk yang akan dipulangkan. Saya telepon, handphone-nya sudah mati.

Baca: Kampung yang Dekat dengan Lokasi Karantina di Natuna Tampak Sepi, Banyak Warga Mengungsi

Saya buta internet, nggak tahu harus menghubungi siapa. Jadi setiap hari cuma saya di depan TV. Berharap ada kabar anak saya atau setidaknya muncul di TV. Tapi alhamdulillah sekarang sedang di karantina di Natuna.

Dista kan harus dikarantina dulu dan tidak langsung dipulangkan ke rumah?
Tidak apa-apa.Saya tetap senang. Yang penting ke luar China dulu. Kan di Natuna juga diperiksa. Istilahnya dibersihkan. Saya kurang tahu kapan pulangnya. Menurut TV 14 hari.

Dista cerita kegiatannya apa saja di saat dikarantina?
Nggak cerita banyak. Karena teleponnya juga terbatas. Dia cuma bilang sempat diperiksa kesehatannya. Kegiatan lainnya belum ada dan mungkin belum sempat cerita.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved