Fakta-Fakta Komunitas Jomblo Katolik, Jodohkan 50 Anggota Hingga Jadi Tempat Single Cari Kebahagiaan
Sejak awal, KJK dirancang hadir bagi orang-orang Katolik usia dewasa – bukan muda-mudi berusia sekolah atau mahasiswa.
Kadang-kadang, kata Agatha, upaya penjodohan pada sejumlah anggota pun dilakukan oleh para pengurus KJK, terutama regional Jakarta.
Sebab, 50 persen anggota KJK regional Jakarta merupakan perantau.
Ada yang lingkup pertemanan, hingga perjodohannya, bergantung pada KJK. Berbagai trik pun disiapkan pengurus untuk proyek penjodohan “terselubung”.
“Kadang ada cowok yang pemalu. Dia suka sama si A, tapi pemalu banget, padahal si A fine-fine aja. Kita dorong deh, kita jadi mak comblang. Kita bikin acara barengan biar bisa ketemu,” kata Agatha.
6. Rutin Jambore Nasional
Dalam lingkup paling luas, KJK rutin menggelar jambore nasional saban tahun yang diikuti anggota-anggota KJK regional.
Jambore nasional inilah yang jadi ladang bersemainya cinta para anggota.
“Kita ada acara yang cukup unik di jambore itu, namanya candlelight dinner. Jangan dibayangkan fine dining,” ujar Agatha.
Agatha bercerita di jambore nasional itu, ada sekitar 300 anggota KJK dari berbagai daerah berkumpul.
Baca: Anuptaphobia, Takut Jadi Jomblo, Kenali Ciri-cirinya
Tak hanya membahas soal komunitas, tapi para anggota yang hadir juga sudah berniat mencari jodoh.
"Begitu datang, dia sudah screening tuh. Ingetin namanya. Nanti, mereka yang cari jodoh bisa kasih nama ke panitia. Bisa tulis beberapa nama sekaligus. Nanti, panitia bakal tarik mereka gantian, dua-dua ngobrol pakai lilin di alam terbuka, privately,” katanya.
7. 50 Anggota Saling Berjodoh
Agatha mengklaim, hampir 50 anggota KJK saling berjodoh dalam kesempatan jambore nasional sejak pertama kali dihelat.
Nyaris tiap tahun, ada saja anggota yang jadian dalam jambore. Dari sana, tak sedikit pula yang melanjutkan hubungan hingga pelaminan.
Meskipun melepas status lajang, mereka tak ditendang dari komunitas.