Pergelaran Tari Nusantara dan Mataya Langen Swara Bhisma Dwijatama untuk Kenang Almarhum Sampurno
Seni diharapkan dapat menjadi instrumen menumbuhkan jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, dan kekeluargaan.
“Kami bersyukur atas kepercayaan yang kami anggap sebagai anugerah,” ujar Sarasmani.
Disamping menjalankan tugas utamanya, lanjut Sarasmani, Sampurno tidak lepas dari kegiatan berkesenian.
“Selama ini saya mendampingi bapak, ikut saja mengalir seperti air mengikuti arusnya. Semua ini saya jalankan sepenuh hati dan jadilah saya seperti sekarang ini sebagai pecinta seni,” katanya.
Masih menurut Sarasmani, selama berkesenian Sampurno, seringkali menyelenggarakan pergelaran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Hingga terbentuklah wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII), yang mencetak berbagai prestasi.
Beberapa misi kesenian yang telah diupayakan Sampurno antara lain; Misi Kesenian Pelangi Nusantara Taman Mini Indonesia Indah, ke Belanda, dalam rangka Floriade pada tahun 1992.
“Tari-tarian dilakukan di pentas yang beratap dan dikelilingi alun-alun terbuka. Banyaknya penonton hampir menyerupai rapat raksasa. Luar biasa. Dari berbagai kota mereka datang untuk melihat, Indonesia menari,” tutur Sarasmani.
Upaya misi kesenian lainnya, adalah dalam rangka pembukaan kembali hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China (RRC) di tahun 1990.
Tahun 1995 PN-TMII, mengikuti ‘Face of Indonesia’ ke USA dan Eropa, dibawah pimpinan Siti Hardiyanti Rukmana. Tahun 1997, PN-TMII menerima penghargaan SOKA GAKAI International Peace and Cultural Award atas keberhasilannya dalam menampilkan Indonesia Menari.
“Pengunjungnya berlimpah dan banyak yang harus pulang karena kapasitas teater penuh,” jelas Sarasmani.
Adalah kenyataan bahwa warisan budaya kita, lanjut Sarasmani, sarat makna. Memiliki falsafah tinggi, indah, dan memesona.
“Seni budaya merupakan titik komunikasi paling universal antar manusia dalam mempererat bahkan mendamaikan hubungan antar bangsa. Mereka dari mancanegara sungguh mengagumi leluhur kita yang telah mewarisi budaya luar biasa kepada kita, dalam mencapai jatidiri yang kokoh dan bermartabat,” urai Sarasmani.
Melalui pergelaran ini, Sarasmani berpesan, agar kita tidak melupakan seni budaya. Harapannya, pergelaran seni tersebut dapat memberi arti khusus bagi generasi masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
“Budaya adalah harkat dan derajat yang menentukan kualitas bangsa,” ujarnya.