Senin, 6 Oktober 2025

Kasus Ahok

Habib Rizieq Beberkan Perkataan Ahok yang Dinilai Menodai Agama dan Ulama

"Artinya ada korelasi dengan rekomendasi yang dikeluarkan MUI, supaya saya menjadi ahli di bidang agama dan saya bersedia,"

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pimpinan FPI Pusat Rizieq Shihab saat menghadiri sidang lanjutan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai terdakwa kasus dugaan penistaan agama yang digelar oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (28/2/2017). Dalam sidang lanjutan tersebut beragenda mendengarkan dua orang daksi ahli yaitu Rizieq Shihab sebagai Ahli Agama dan Abdul Chair Ramadhan sebagai Ahli Hukum Pidana. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ketiga, 'dibohongi pakai Al-Maidah 51'.

Baca: Habib Rizieq Ingin Serahkan Bukti Tambahan Kepada Hakim dan Minta Ahok Ditahan

"Siapa yang dibohongi? Tentu orang Islam yang dengar pidato tersebut yang dipanggil terdakwa dengan bapak dan ibu. Itu berarti Surat Al-Maidah di sini dijadikan alat kebohongan, juga sumber kebohongan," tutur Habib Rizieq.

Rizieq melanjutkan, terdakwa juga mengatakan "dibohongi surat Al-Maidah".

Kalimat tersebut dikatakan Habib Rizieq memiliki arti dibohongi Alquran.

"Siapa membohongi Umat Islam? Yang pakai Al-Maidah 51, siapa pun dia. Karena terdakwa tidak menyebut si A dan si B," katanya.

"Siapa yang dimaksud? Siapa pun yang pakai Al-Maidah 51 untuk menerangkan kepada Umat Islam untuk tidak memilih Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin Umat Islam. Jadi siapa saja, mulai nabi, para sahabat, begitu juga para ulama," jelasnya.

Baca: Habib Rizieq: Ucapan Terdakwa Mempengaruhi Umat Islam Supaya Menjauhi Kitab Sucinya

Keempat, kalimat “macam-macam itu”.

Menurut Rizieq, konotasinya bisa disampaikan kepada orang atau kepada Alquran.

"Macam-macam itu surat Al-Maidah 51, berarti ini pelecehan," imbuhnya.

Kelima, lanjut Rizieq, tentang kata 'takut-takut.'

"Maksudnya takut pilih terdakwa nanti masuk neraka. Berarti konteksnya adalah Pilkada. Sekaligus melecehkan muslim yang memilih non-muslim sebagai pemimpinnya," tutur Rizieq.

Keenam, lanjutnya, terkait kata 'dibodohin'.

Hal ini menurutnya bukan saja menyampaikan warga Kepulauan Seribu dibohongi Al-Maidah, tetapi juga dibodohi.

Menurutnya, ini semakin mempertegas penodaan yang dilakukan terdakwa.

"Yang ingin saya sampaikan, kalau terdakwa menyampaikan tanpa menyebutkan siapa orangnya, berarti ini mencakup semua. Bukan hanya penodaan Alquran, tetapi penghinaan rasulullah, nabi dan para sahabat, dan seluruh umat muslim," beber Rizieq.

Penulis: Gopis Simatupang

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved