Transjakarta Janji Tanggung Bayi Brojol Dalam Bus, Sigit Susah Payah Bayar Sendiri
Bemo berwarna biru berhenti melintas di rumah tersebut. Siti Mariana (33) dan Sigit Hendriyanto (37) ke luar dari dalam bemo
Editor:
Hendra Gunawan
Namun beruntung bagi pasangan suami isteri ini, anak ketiga mereka pun lahir dengan selamat. Suara keras tangisan bayi laki-laki bergema di dalam bus.
"Bayinya masih banyak darah, bapak yang namanya Syahrul itu mengelapnya sampai bersih. Isteri saya juga langsung dibawa ke RS Sumber Waras," katanya.
Setelah bayi lahir, sopir memasukan mobil Transjakarta gandeng ini ke dalam RS Sumber Waras. Siti terkulai lemah dan digendong oleh suami tercintanya.
"Saya dikasih kartu nama sama pak Syahrul, kalau kondisi isteri saya sudah sehat, saya sekeluarga mau ketemu sama pak Syahrul. Dia benar-benar tolong kami di saat orang lain yang berada di dalam bus tak peduli," papar Sigit tampak matanya berkaca-kaca.
Bayar Rp 2,5 Juta
Sigit mengaku, istrinya itu sempat dijenguk oleh Dirut Transjakarta.
Bahkan pihak Transjakarta bersedia menanggung semua biaya perawatan Siti serta bayinya di Rumah Sakit.
Sigit sempat menjalin komunikasi dengan jajaran Transjakarta membicarakan tentang adminitrasi di Rumah Sakit.
Namun pada Senin (2/6/2016), pihak Transjakarta tak memberikan kabar baik soal proses pembayaran ini.
"Saya, jadinya bayar sendiri, sekitar Rp 2,5 juta untuk bawa pulang istri dan anak saya dari Rumah Sakit," ucap Sigit.
Sigit hanya bekerja sebagai room boy di Central Park, Jakarta Barat.
Gajinya pun hanya sebatas upah minimum regional (UMR), sehingga biaya Rp 2,5 juta buat dia benar-benar mencekik.
"Saya susah payah ngurus BPJS untuk pembayaran," imbuh Sigit.
Para tetangga pasangan suami isteri ini berdatangan begitu tahu Siti sudah pulang ke rumahnya. Mereka yang mayoritas kaum ibu-ibu itu memberikan selamat serta sumbangan kepada Siti dan keluarga.
"Mereka dari keluarga tidak mampu, kalau Siti itu orangnya memang apa adanya. Walau pun kecil tetap semangat dan gesit. Syukur, bisa melahirkan dengan selamat dan normal," tutur Ketua RT 05 / RW 07 Kali Anyar, Tambora.
Sigit hingga kini masih mencari nama yang baik untuk anak ketiganya ini. Ia mengaku masih bingung memberikan nama bayi laki-lakinya yang dilahirkan di dalam bus Transjakarta.
"Kondisi ibu dan bayinya sehat. Tapi anaknya belum saya dikasih nama, masih cari - cari nama yang cocok," kata Sigit. (Andika Panduwinata)